Mata uang poundsterling masih tertekan di hadapan dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang poundsterling dalam pasangan GBP/USD tercatat melemah oleh sentimen negatif rilis data ekonomi penting Eropa yang diperkirakan menunjukkan data yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (10/5) pasangan mata uang GBP/USD tercatat melemah 0,12% ke level 1,2998.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka, Puja Purbaya Sakti mengatakan, pasangan GBP/USD akan tetap melemah meski data ekonomi Inggris dirilis sejalan dengan perkiraan Bank of England (BoE).

Di sisi lain, Puja mengatakan investor masih meragukan bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat mencapai kesepakatan dengan kubu opsisi dari Partai Buruh mengenai Brexit. "Persoalan Brexit masih terus menjadi hal yang membebani pergerakan GBP.USD," kata Puja, Minggu (12/5).


Terlebih lagi, eskalasi konflik perdagangan AS dan China yang menaikkan impor 25% atas produk yang berasal dari China juga menjadi sentimen negatif lain yang membebani pergerakan GBP/USD.

Senin (13/5) indikator ekonomi AS Consumer Inflation Expectations APR diprediksi menurun dari 2,82% menjadi 2,80%.

Puja mengatakan turunnya persentase dari indeks ekspektasi inflasi konsumen di AS tersebut bisa berdampak negatif pada dollar AS dan memberi sentimen positif bagi poundsterling.

Secara teknikal, grafik daily dimana indikator exponential moving average (EMA) melebar dengan arah kurs turun, kemudian pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisi red over blue yang melebar dimana arah kurs berpotensi lanjutkan koreksi. Selanjutnya pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area –3 yang menunjukkan kurs kurang kuat untuk turun.

Secara umum GBP/USD masih berpotensi untuk melanjutkan koreksi harian pada perdagangan selanjutnya. Rekomendasi trading untuk pasangan GBP/USD adalah sell selama harga di bawah 1,2977

Puja memproyeksikan level resistance di 1,3039 - 1,3073 - 1,3131 dan support di 1,2980 - 1,2955 - 1,2896 untuk Senin (13/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati