Mata Uang Regional Masih Keok terhadap Dolar AS



BEIJING. Mata uang Asia kembali terperosok, dipimpin oleh won Korea Selatan yang jatuh ke level yang cukup rendah sepanjang sepuluh tahun terakhir ini.

Sembilan dari sepuluh mata uang Asia yang cukup aktif di Asia, kecuali Jepang, kembali terseok-seok hari ini. Won telah melemah 37% tahun ini, paling buruk, setelah indeks saham regional harus rela kehilangan separo dari nilainya seiring dengan terjadinya resesi di negara-negara industri. Ekspor Jepang juga telah menyusut di bulan lalu, setelah tujuh tahun ini. Hal ini ditegaskan oleh pemerintah Negeri Matahari Terbit itu. Bahkan Mazda Motor Corp dan Isuzu Motors Ltd menegaskan, mereka akan memangkas karyawan temporernya. "Sentimen yang kecut terhadap pertumbuhan global dunia dan meningkatnya ancaman deflasi dituding sebagai kesalahan utama," kata Emmanuel Ng, currency strategist Chinese Banking Corp di Singapore. "Mata uang Asia juga ditimbang oleh prospek pertumbuhan yang kini kian melambat, dengan perdagangan Jepang yang defisit pagi ini," tambahnya. Mata uang Korea melemah 2,3% menjadi 1.481,05 won per dolar AS pada pukul 12.11 waktu setempat. Rupee India juga tergelincir terus ke level 50,5925 dan ringgit Malaysia juga harus terjun lebih rendah menjadi 3,.6305 setelah sebelumnya sempat menyentuh RM 3,6225 per dolar AS. Investor di seluruh dunia menarik sahamnya di Korea sebesar US$ 37,6 miliar tahun ini dan menggiring indeks Kospi lesu darah 49%. “Pasar mata uang asing dengan mudahnya bertekuk lutut terhadap pemberitaan negatif dari dunia luar,” kata Lee Myung Hoon, dealer valas Industrial Bank of Korea di Seoul. “Pasar lokal tidak cukup mudah untuk terguncang oleh risiko dari pasar global,” imbuhnya. MSCI Asia Pacific Index terjerembap 4,1%, semakin memperbesar kedalaman keterpurukan minggu ini menjadi 8,6%. Apalagi, pagi tadi Menteri Keuangan Jepang menegaskan bahwa ekspor Jepang, mesin penggerak pertumbuhan paling besar di Jepang selama enam tahun terakhir ini, teriris 7,7% dari periode yang sama tahun lalu.Impor Jepang menanjak 7,4% dan menyebabkan defisit perdagangan sebesar 63,9 miliar yen atau setara dengan US$ 666 juta. “Situasi perekonomian di China menyebabkan kemerosotan ini sedikit berisiko,” kata Hideki Hayashi, ekonom Shinko Securities Co di Tokyo. “Situasi yang membikin panik ini berarti akan membikin banyak orang untuk terus menyimpan dolar AS, dan hal ini akan berdampak pada saham-saham Asia dan mata uangnya,’ tambahnya. Baht Thailand juga melemah 0,4% menjadi 35,17  per dolar AS, yang paling rendah sejak Maret 2007. Loyonya baht ini terjadi setelah Agence France-Presse melaporkan bahwa bom yang meledak di Bangkok dilakukan oleh sejumlah orang yang protes, menewaskan sedikitnya satu aktivis dan melukai 21 orang. Di lain tempat, peso Filipina juga melandai 0,2% menjadi 49,97 di Manila. Menurut Tullett Prebon Plc, dolar Taiwan juga turun tipis 0,4% menjadi NT$ 33,408. Sedangkan rupiah merosot 0,8% menjadi 12.300 per dolar AS.


Editor: