Mata uang regional tertekan perburuan dollar AS



HONG KONG. Sebagian besar mata uang Asia jatuh menjelang pengumuman keputusan kebijakan oleh The Federal Reserve (The Fed) dan European Central Bank (ECB). Pemaparan data manufaktur China juga membuat nilai tukar makin layu.

Hari ini, hingga pukul 9:39 rupiah melemah 0,3% ke Rp 9.465 per dollar AS. Ringgit Malaysia turun 0,2% menjadi 3,1220, bath Thailand minus 0,1% menjadi 31,52 dan yuan kehilangan 0,11% ke 6,3700. Peso Filipina melemah 0,1% menjadi 41,787 dan dong Vietnam sedikit berubah di 20,865.

"Pasar terpaku pada rapat masing-masing bank sentral yakni The Fed dan ECB," ulas Wisnu Varathan, ekonom Mizuho Corporate Bank Ltd di Singapura. The Fed akan istirahat sejenak dan memutuskan tidak melakukan quantitative easing jilid ke 3 pada pekan ini.


Bank Sentral asal paman Sam diramal baru akan mengeluarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif pada September mendatang. Sedangkan dari ECB, pasar berharap ada kabar positif mengenai perkembangan industri perbankan di Uni Eropa yang tak membutuhkan banyak bailout.

Di tempat lain, won Korea Selatan naik 0,2% menjadi 1.127,95 per dolar. Mata uang itu menyentuh level tertinggi tiga-bulan 1.127,65. Won bergerak positif dengan spekulasi laju ekspor Korea Selatan tumbuh sesuai target. Kemudian, dollar Taiwan menguat 0,1% menjadi NT $ 29,975.

Analis melihat, investor memburu dollar karena ada sinyal positif atas pertumbuhan ekonomi dua kawasan yakni Amerika dan Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: