Mata Uangnya Jadi Safe Haven, Ekonomi Swiss Malah Tertekan, Ada Apa?



KONTAN.CO.ID - ZURICH. Selain dolar Amerika Serikat (AS) dan Yen Jepang, franc Swiss juga tergolong mata uang lindung nilai. Mata uang ini banyak diburu investor ditengah kondisi ketidakpastian yang tinggi.

Mengutip Bloomberg pukul 16.00 wib, nilai mata uang franc Swiss terhadap dolar AS tercatat menguat 0.0007 menjadi 1.1824. Posisinya hampir mendekati rekor tertingginya sejak awal tahun pada level 1.1895.

Sayangnya menguatnya franc sebagai aset lindung nilai tidak diikuti dengan kondisi ekonomi Swiss. Menurut pemerintah, tahun ini pertumbuhan ekonomi Swiss justru diperkirakan melambat dari rata-rata tahunan 1,8% menjadi 1,2%.


Situasi tersebut terjadi karena perlambatan ekonomi Eropa dan penguatan mata uang frac yang justru membebani banyak eksportir. Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO) mengatakan situasi ekonomi menjadi semakin menantang karena apresiasi terhadap franc Swiss yang memengaruhi eksportir yang sensitif terhadap pergeseran mata uang.

Baca Juga: Menilik Nasib Mata Uang Safe Haven Jelang Pertemuan The Fed, Masihkah Bertaji?

"Indikator saat ini menunjukkan pertumbuhan moderat bagi ekonomi Swiss dalam waktu dekat," kata SECO.

Produk domestik bruto (PDB) Swiss mengalami pertumbuhan yang nyata pada kuartal kedua tahun 2024. Ini di sokong oleh sektor industri kimia dan farmasi. Namun sektor lainnya justru menunjukkan kinerja yang lemah.

Untuk tahun 2025, SECO mengatakan pihaknya memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 1,6%, lebih rendah dari perkiraan tingkat 1,7% awal tahun ini.

Untuk tahun 2024, SECO memperkirakan inflasi tahunan Swiss akan tetap rendah, mengurangi perkiraannya menjadi 1,2% dari sebelumnya di kisaran 1,4%. Pada tahun 2025, pihaknya memperkirakan inflasi sebesar 0,7%, turun dari perkiraan bulan Juni sebesar 1,1%.

Selanjutnya: Mimpi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Bertemu Menkumham Bahas Naturalisasi Pemain

Menarik Dibaca: Tingkatkan Gizi Anak, Alfamidi Bantu Entaskan Stunting Ratusan Anak

Editor: Putri Werdiningsih