NEW YORK. Hampir semua sektor industri dipastikan terkena dampak krisis global. Tak terkecuali industri mainan anak-anak. Produsen mainan anak-anak ternama Amerika Serikat (AS) Mattel Inc, Kamis kemarin bilang, akan memangkas sekitar 1.000 posisi pekerjaan di seluruh dunia.Perusahaan yang memproduksi beberapa produk seperti Barbie, American Girl dan Fisher Price mengatakan, jumlah pekerja yang akan dipangkas tersebut mewakili 3% dari total armada kerja Mattel di seluruh dunia. Tidak sampai disitu saja, Mattel juga akan memangkas jumlah pekerja profesional dan staf manajemennya sebesar 8%. Lantas, sekitar 70 karyawan akan dipangkas di unit Fisher Price yang berbasis di East Aurora, New York.Ketika dikonfirmasikan mengenai hal ini, Mattel mengatakan, langkah ini diambil dalam rangka untuk menganalisa ongkos operasional dan meningkatkan produktivitas karyawan. Perwakilan Mattel Lisa Marie Bongiovanni mengatakan, perlambatan perekonomian saat ini membuat perusahaan harus mengubah struktur dan jumlah armada pekerjanya di seluruh dunia untuk efisiensi.
Mattel Juga Berencana Pangkas 1.000 Pekerja dari Seluruh Dunia
NEW YORK. Hampir semua sektor industri dipastikan terkena dampak krisis global. Tak terkecuali industri mainan anak-anak. Produsen mainan anak-anak ternama Amerika Serikat (AS) Mattel Inc, Kamis kemarin bilang, akan memangkas sekitar 1.000 posisi pekerjaan di seluruh dunia.Perusahaan yang memproduksi beberapa produk seperti Barbie, American Girl dan Fisher Price mengatakan, jumlah pekerja yang akan dipangkas tersebut mewakili 3% dari total armada kerja Mattel di seluruh dunia. Tidak sampai disitu saja, Mattel juga akan memangkas jumlah pekerja profesional dan staf manajemennya sebesar 8%. Lantas, sekitar 70 karyawan akan dipangkas di unit Fisher Price yang berbasis di East Aurora, New York.Ketika dikonfirmasikan mengenai hal ini, Mattel mengatakan, langkah ini diambil dalam rangka untuk menganalisa ongkos operasional dan meningkatkan produktivitas karyawan. Perwakilan Mattel Lisa Marie Bongiovanni mengatakan, perlambatan perekonomian saat ini membuat perusahaan harus mengubah struktur dan jumlah armada pekerjanya di seluruh dunia untuk efisiensi.