Mau cashflow lebih likuid, Indofarma (INAF) perdalam pasar swasta di 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) akan perbaiki sistem penagihan (collection) dengan memperdalam pasar swasta lewat penjualan alat kesehatan. 

Director Finance and Human Capital Indofarma Herry Triyatno menjelaskan, sejauh ini penjualan alat kesehatan INAF ke pemerintah 60% dan sisanya ke swasta. INAF melayani segmen reguler dan E-catalog baik rumah sakit milik negara ataupun swasta dan institusi pemerintah.

"Walau ada hajatan politik di 2019, penjualan alkes ke pemerintah tidak terdampak. Meski begitu, INAF akan memperbaiki collection system dengan coba penetrasi porsi swasta," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/3). 


Baca Juga: Targetkan dapat cuan di tahun ini, begini proyeksi bisnis Indofarma (INAF) kuartal I

Herry bilang, di tahun ini  porsi penjualan ke swasta naik, supaya penagihan (collection) bisa lebih cepat dan cashflow menjadi lebih liquid. Dia menyebut, porsi swasta bisa saja menjadi  50% di tahun ini dari sebelumnya hanya 40%. Tetapi untuk mencapai ini harus terjadi kenaikan penjualan.

"Mau bagaimanapun, tugas INAF tetap harus mendukung program pemerintah," tegasnya. 

Keseriusan INAF menggarap segmen alat kesehatan dibuktikan dengan ditekennya dua nota kesepahaman (MOU) di bulan Februari lalu. 

Pertama, pada Senin (10/2), INAF kembali menggandeng mitra luar negeri SWS (HK) Ltd, yang berkantor pusat di Hong Kong untuk pemasaran dan pengembangan produksi peralatan medis Hemodialisa. 

Baca Juga: Ini strategi Indofarma (INAF) hadapi pelemahan rupiah

Kedua, pada Sabtu (15/2) lalu, perusahaan pelat merah ini juga menjalin kerjasama dengan PT Poly Jaya Medikal untuk pemasaran dan pendistribusian alat kesehatan. 

Di kuartal I 2020, Herry memprediksi pertumbuhan penjualan INAF konservatif yakni sebesar 15% secara tahunan. Pertumbuhan awal tahun didominasi segmen farma dan alkes yang bakal tumbuh lebih baik dari tahun lalu 

Adapun di sepanjang tahun ini Herry bilang Indofarma telah mematok target penjualan alat kesehatan Rp 400 miliar lebih tinggi dari pencapaian di 2019 yang sebesar Rp 170 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari