Mau investasi di Korea Utara? China kasih resepnya



BEIJING. Harga kubis di Korea Utara, 42 sen per kilogram. Secara umum, Korea Utara memiliki potensi pengembangan ekonomi yang sangat besar dan kawasan tertutup yang dipimpin diktator Kim Jong-un ini juga diisi oleh sumber daya manusia terlatih. Zona ekonomi netral Korea Utara dan Selatan bisa menjadi celah bagi investor China masuk lebih jauh ke negara tersebut. 

Inilah sekilas isi dari buku panduan bersosialisasi di luar negeri yang dirilis pemerintah China. Tak haya membahas sekilas mengenai Korea Utara, buku panduan edisi tahun 2014 ini mengkover sekilas kebiasaan masyarakat di 166 negara. 

Beberapa tips lainnya dari buku ini misalnya, jangan mendentingkan gelas ketika bersulang di Iran. Rayakan hari-hari festival China di Amerika Serikat dengan warga lokal.


Buku panduan ini tidak disebut dikhususkan bagi para pengusaha. Tapi, sejatinya memberi petunjuk mengenai kondisi bisnis, termasuk di negara yang biasanya dijauhi investor asing, seperti Korea Utara, Syria, dan sampai Afghanistan. Bahkan buku ini menyebut, China Development Bank bisa membantu urusan investasi bisnis di Korea Utara meski sanksi internasional mengharuskan perbankan China tidak memberi bantuan finansial Korea Utara sejak tahun 2013. 

Untuk di Amerika Serikat, buku panduan ini menyarankan pengusaha lebih pro-aktif pada media. Jangan terlalu peduli dengan komentar individu, namun harus waspada dengan opini media.

Peluncuran buku ini dinilai tepat guna mengingat per September lalu, investasi China ke luar negeri sudah lebih besar ketimbang yang masuk dari luar negeri. Dalam sembilan bulan hingga September, investasi China di luar negeri mencapai US$ 75 miliar, naik 22% dibanding setahun sebelumnya. 

"Tapi China masih harus melewati jalan yang panjang," kata Asisten Menteri Perdagangan Zhang Xiangchen. Dengan cadangan devisa US$ 3,9 triliun dan korporasi yang agresif mengumpulkan pendapatan dari luar negeri, pembelian yang dilakukan korporasi atau pemerintah China di luar negeri terus mengalami kenaikan. 

Editor: Sanny Cicilia