Mau Investasi Kripto? Dollar Cost Averaging adalah cara mudah untuk kurangi Risiko!



KONTAN.CO.ID - Tak sedikit orang yang belum sepenuhnya percaya pada masa depan kripto, apalagi fungsinya sebagai salah satu instrumen investasi. Akan tetapi, sebuah survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa, 49% generasi milenial cukup optimis kalau kripto akan jadi “masa depan finansial”.

Walaupun mendapat sambutan yang antusias dari investor generasi muda, tetap saja Anda perlu bijak dan tidak boleh lengah dalam berinvestasi. Menyiapkan strategi untuk meminimalisir risiko, tetap wajib hukumnya.

Salah satu strategi yang bisa Anda coba yaitu dollar cost averaging atau DCA. Dollar cost averaging adalah sebuah strategi di mana Anda membeli Bitcoin sedikit demi sedikit, dengan jumlah yang sama, secara rutin, dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, Anda rutin membeli Bitcoin sebesar Rp50.000 setiap minggu selama satu tahun.

Dollar cost averaging adalah cara untuk meminimalkan risiko

Dengan menerapkan DCA, Anda bisa mengurangi risiko kerugian agar tidak terlalu besar. Mari kita ambil contoh berdasarkan pergerakan Bitcoin di bulan April sampai Mei 2022.

Anggaplah, Anda memiliki modal untuk berinvestasi sebesar dua juta rupiah. Semua modal tersebut Anda belikan Bitcoin di bulan April, ketika harganya ada di kisaran Rp560 juta. Kini Anda memiliki 0,036 BTC.

Ternyata, harga Bitcoin terus mengalami penurunan di bulan Mei. Pada tanggal 22 Mei, Bitcoin dipertukarkan di kisaran Rp443 juta. Nilai aset yang Anda miliki kini adalah sekitar Rp1,6 juta (0,036 BTC x Rp443 juta).

Jika menggunakan DCA, maka modal dua juta rupiah tadi Anda bagi jadi Rp500.000 untuk masing-masing 4 kali pembelian setiap minggu. Dengan periode investasi yang sama, pada tanggal 22 Mei Anda bisa memiliki sekitar 0,05 Bitcoin. Artinya, aset Anda bernilai sekitar Rp2,2 juta (0,05 BTC x Rp443 juta).

Lebih cocok untuk jangka panjang

Sekilas, grafik harga Bitcoin yang menunjukkan penurunan selama satu bulan, bisa jadi membuat investor khawatir. Tapi, dollar cost averaging justru memanfaatkan momen tersebut.

Kalau dilihat dari contoh tadi, walaupun Anda memulainya dari tanggal yang sama, dengan harga BTC yang sama, tapi jumlah koin yang Anda miliki jadi lebih banyak ketika menggunakan metode DCA. Karena, dalam satu bulan, harga Bitcoin sempat turun beberapa kali. Jadi, saat harganya murah, lebih banyak juga Bitcoin yang bisa Anda beli. Dibandingkan dengan lump sum atau beli sekaligus, dollar cost averaging memiliki risiko kerugian yang lebih kecil, bahkan cenderung lebih menguntungkan dalam beberapa momen tertentu.

Dollar cost averaging adalah strategi yang lebih cocok diterapkan untuk jangka panjang. Jika dilihat lebih dekat, harga Bitcoin memang nampak volatil. Bahkan bisa mengalami penurunan hingga beberapa kali dalam hitungan minggu atau bulan. Tapi kalau diperhatikan secara jangka panjang, nilainya cenderung naik terus. 5 tahun yang lalu saja, Bitcoin diperdagangkan di kisaran Rp33 juta. Lalu pada Mei 2022, harga Bitcoin ada di kisaran Rp400 juta.

Dollar cost averaging adalah strategi untuk menekan risiko dan rasa panik

Saat investor menggunakan strategi DCA, pertumbuhan aset mereka mungkin cenderung pelan. Karena, dengan menekan risiko, maka ada kemungkinan lonjakan profit juga ikut ditekan. Tapi secara jangka panjang, dollar cost averaging berpotensi menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi.

Selain itu, dollar cost averaging adalah cara yang juga cocok untuk investor yang belum terbiasa, atau tidak punya banyak waktu untuk selalu memantau pergerakan harga. Apalagi, aturan main DCA adalah dengan memecah modal jadi sedikit dan membeli Bitcoin secara rutin. Maka, hal ini juga bisa membantu investor yang tidak memiliki modal besar, tapi ingin mulai investasi Bitcoin.

Sebagai langkah awal untuk memulai investasi kripto, Anda perlu menggunakan platform crypto exchange untuk membeli dan menyimpan Bitcoin. Anda bisa memilih Luno Indonesia, yang bisa membantu Anda untuk mendapatkan aset kripto secara instan tanpa biaya tersembunyi dengan biaya rendah, yaitu sebesar 1,1%.

Tak hanya ramah bagi pengguna pemula dengan fitur yang mudah dipahami, investasi kripto di Luno juga ramah di kantong. Karena, Anda bisa beli Bitcoin mulai dari Rp25.000 saja. Untuk beli kripto lewat aplikasi Luno Indonesia, Anda bisa melakukan deposit maupun penarikan dengan cepat.

Jika Anda ingin mencoba strategi dollar cost averaging, Luno Indonesia sedang memiliki program "Invest Kripto". Dengan mengikuti program tersebut, Anda memiliki kesempatan untuk mendapatkan bonus langsung hingga Rp2 juta setiap minggu.

Disclaimer:

Artikel ini bukan merupakan ajakan atau rekomendasi investasi dan hanya sebagai media informasi. Pastikan untuk melakukan riset yang mendalam dan pahami risiko dalam investasi kripto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini