Mau IPO, Intip Target Pendapatan dan Laba Hillcon (HILL) Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat tertunda, PT Hillcon Tbk (HILL) akhirnya melanjutkan proses penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Calon emiten yang bergerak di kontraktor tambang nikel ini telah menetapkan target pendapatan dan kinerja tahun ini.

Direktur Hillcon Jaya Angdika mengatakan, tahun lalu manajemen memperkirakan pendapatan HILL mencapai Rp 3,2 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 300 miliar.

Sementara untuk tahun ini, setelah melakukan IPO manajemen mengestimasikan HILL bisa mengantongi pendapatan senilai Rp 6 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 1 triliun.


Dari sisi operasional, tahun ini HILL diproyeksikan mampu mengeruk 9 juta ton nikel. “Tahun depan dengan modal IPO kami ekspansi dengan harapkan bisa 15 juta ton,” kata Jaya saat ditemui usai public expose penawaran umum saham HILL di Jakarta, Jumat (13/1).

Baca Juga: IPO Hillcon (HILL) Berlanjut, Simak Jadwal Penawaran Sahamnya

Saat ini HILL sedang menjajaki 3 pipeline pelanggan baru, dengan potensi penambahan volume 2 juta ton nikel per pelanggan. Saat ini, HILL sudah menggarap sejumlah proyek dari 8 pelanggan eksisting.

Dalam hajatan IPO, Hillcon menawarkan sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham baru. Jumlah itu mewakili 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. HILL mematok harga penawaran umum pada rentang Rp 1.250 sampai dengan Rp 2.000 per saham.

Dengan demikian, HILL berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 884,6 miliar dalam aksi korporasi ini.

Seluruh dana hasil IPO akan digunakan HILL untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha, yakni PT Hillconjaya Sakti. Selanjutnya, Hillconjaya Sakti akan menggunakan dana tersebut dengan rincian sekitar 55% untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan. Termasuk biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Kemudian, sekitar 45% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari