Mau jadi negara maju, Indonesia butuh investasi lebih besar di sektor manufaktur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menaregtkan bisa negara maju di tahun 2045. Cuma ada syaratnya, yakni Indonesia perlu mengejar investasi dengan porsi yang lebih besar di industri pengolahan atau sektor manufaktur.

Persoalannya, investasi di Indonesia saat ini masih didominasi oleh sektor tersier atau sektor jasa. Bidang usaha ini memang padat modal, tetapi minim penyerapan tenaga kerja. Meski begitu, bidang jasa setiap tahunnya menjadi jagoan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Kementerian Investasi dalam mendulang target investasi.

Berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi sektor jasa di sepanjang semester I-2021 sebesar Rp 218,7 triliun atau setara 49,4% dari total investasi langsung di periode Januari 2021 hingga Juni 2021 yang senilai Rp 442,8 triliun.


Pencapaian tersebut sudah menjadi tren sektor jasa sejak tahun 2017 hingga 2020. Secara berurutan, pada tahun 2017, sektor ini mencatat realisasi investasi sebesar Rp 293,4 triliun atau memegang porsi 42,3% dari total investasi tahun tersebut.

Baca Juga: Investasi industri tumbuh 29% capai Rp 167 triliun di semester I 2021

Di tahun 2018, sektor jasa mencetak realisasi investasi sebesar Rp 367 triliun atau 50,9% dari total investasi. Di tahun 2019, realisasi investasi sektor jasa sebesar Rp 465,4 triliun atau 57,5% dari total investasi. Sementara di tahun 2020, tercatat Rp 458,6 triliun atau 55,5% toal investasi.

Pada paruh pertama tahun ini pun, sektor jasa ini mengungguli industri pengolahan atau sektor manufaktur yang mencatat realisasi investasi sebesar Rp 167,1 triliun atau memiliki porsi 37,8%.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, porsi penanaman modal yang lebih banyak di sektor jasa ini merupakan pencapaian yang baik. Namun, memang lebih baik investasi di sektor manufaktur lebih ditingkatkan karena ini yang paling dibutuhkan Indonesia saat ini untuk menjadi negara maju.

“Tanpa adanya investasi yang lebih besar di sektor manufaktur dan investasi di manufaktur yang erat dengan nilai tambah yang tinggi, kita akan susah dalam mencapai target pemerintah jadi negara maju,” ujar Riekfy kepada Kontan.co.id, Jumat (30/7).

Apalagi, salah satu hal yang biasanya dilalui negara-negara untuk menjadi negara maju, adalah proses industrialisasi secara masif. Karena, dengan adanya proses industrialisasi, maka akan tercipta lapangan pekerjaa, transfer of knowledge, dan produk dengan nilai tambah tinggi.

Untuk menarik investasi di bidang manufaktur, sebenarnya saat ini pemerintah sudah melakukan upaya dengan sangat apik, yaitu dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Namun, tentu akan membutuhkan waktu dan komitmen. Dan tentunya, saat ini Indonesia harus bisa menyelesaikan tantangan yang ada di depan mata, yaitu pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Sektor jasa masih mendominasi realisasi investasi di semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat