Mau kurangi impor, Ancora Indonesia Resources (OKAS) berencana bangun pabrik booster



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) berencana untuk mengurangi impor salah satu material utama dalam proses peledakan yakni booster. Adapun rencana ini bakal diwujudkan dengan membangun pabrik booster di Kalimantan Timur. 

Sedikit informasi, selain detonator dan amonium nitrat, booster juga merupakan material utama dalam proses peledakan. 

Direktur Utama Ancora Indonesia Resources, Rolaw P. Samosir menjelaskan sejak dua sampai dengan tiga tahun yang lalu, PT Multi Nitrotama Kimia, anak usaha OKAS yang menjual bahan peledak sudah memikirkan untuk mengantisipasi industri batu bara yang volatile sehingga MNK menyiapkan sejumlah strategi.


Baca Juga: Bakal akuisisi Softex Indonesia, perusahaan AS ini rogoh kocek hingga Rp 17,7 triliun

Strategi tersebut di antaranya adalah diversifikasi produk baru  termasuk rencana untuk pembangunan pabrik booster. "Rencana pembangunan pabrik booster ini untuk mengurangi impor booster karena selama ini produk tersebut dibeli dari luar negeri dan dalam negeri," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (3/9).  

Rolaw mengungkapkan pabrik booster ini akan berlokasi di Kalimantan Timur berdekatan dengan pabrik detonator milik OKAS. Sejauh ini pekerjaan pematangan tanah sudah selesai, begitu juga dengan perizinan.

"Saat ini kami sedang proses mencari partner untuk merealisasikan pabrik tersebut. Oleh karenanya,  pembangunan pabrik ini akan sangat bergantung pada penyelesaian pemilihan partner yang saat ini sedang berjalan," kata Rolaw. 

Di sisi lain, rencana pembangunan pabrik booster ini diakui Rolaw sempat tertunda karena pandemi Covid -19.

Baca Juga: Dampak pandemi corona belum reda, Garudafood (GOOD) menunda investasi baru tahun ini

Meski demikian, Rolaw bilang jikalau proses pemilihan partner selesai, kemungkinan penyelesaian pabrik memakan waktu maksimal satu tahun. Nah, anggaran untuk membangun pabrik booster ini diperkirakan Rolaw sekitar US$ 2,5 juta hingga US$ 3 juta. 

Selanjutnya: Ekspansi Filipina, MAPA akuisisi 100% saham New Golden Heritage Rp 55,6 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi