Maucash Beberkan Penyebab TWP90 Berada di Atas 5%



KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Fintech peer to peer (P2P) lending Maucash yang bergerak di sektor produktif membeberkan penyebab tingkat kredit macet atau TWP90 perusahaan membengkak. Berdasarkan situs resmi perusahaan, Maucash mencatatkan TWP90 sebesar 6,8%.

Mengenai hal itu, Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan mengatakan penyebab meningkatnya TWP90 tak bisa sekadar melihat dari segi sisi customer atau peminjam saja. Dia bilang ada juga faktor dari menurunnya daya beli masyarakat, seperti di sektor industri kendaraan.

"Tahun ini bukan tahun yang mudah. Kalau dilihat dari pertumbuhan motor, orang yang punya motor itu wajar dan dipakai setiap hari, itu pun enggak tumbuh. Industri yang didanai Maucash salah satunya ada Fast Moving Consumer Goods (FMCG), otomotif, dan logistik," katanya saat ditemui di Bandung, Sabtu (22/6).


Baca Juga: Maucash Berencana Optimalkan Ekosistem Astra untuk Pengembangan Bisnis

Artinya, Indra menerangkan beberapa customer atau peminjam mungkin harus melakukan penyesuaian terhadap shifting penjualan. Ketika turun, mereka mungkin juga melakukan negosiasi dengan Maucash untuk perpanjangan pengembalian dana.

"Ada beberapa melakukan re-scheduling bayar, restructuring, itu pasti. Sejauh ini problem masih cukup tertangani. Kalau memang ada bisnis yang terjadi perlambatan, ya, kami harus menyesuaikan," ungkapnya.

Indra menegaskan penyebab utamanya memang karena situasi ekonomi. Dia mengatakan sejak awal tahun sudah mulai membatasi penyaluran pinjaman. 

Baca Juga: Maucash Gelar Kegiatan CSR Merayakan Idul Adha dengan Pembagian Hewan Kurban

Dengan melihat kondisi saat ini, Indra menyampaikan pihaknya akan fokus memberikan pendanaan di empat sektor industri baru pada 2024.

Dia bilang Maucash akan fokus memberikan pendanaan di bidang agrikultur, ekonomi kreatif, perhotelan, serta IT service. 

"Bisnisnya juga relatif bagus," kata Indra.

Sebagai informasi, Maucash mencatat akumulasi pinjaman sejak berdiri hingga saat ini sebesar Rp 5,03 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto