Mayapada memperluas rumah sakit



JAKARTA. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) siap memperluas jaringan rumah sakit Mayapada. SRAJ akan mengembangkan Mayapada Hospital tahap kedua di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Gedung kedua ini akan memiliki 300 ranjang yang diharapkan bisa mulai konstruksi pada tahun ini. Manajemen SRAJ berharap, gedung itu beroperasi di separuh pertama 2018. Saat ini okupansi Mayapada Hospital tahap pertama di Lebak Bulus hampir penuh dengan total 250 ranjang.

Jonathan Tahir, Komisaris SRAJ, sekaligus CEO Mayapada Healthcare Group, mengatakan, untuk menyokong proyek RS Mayapada tahap kedua, SRAJ akan menggelar rights issue di kuartal III atau kuartal IV 2016. "Kami menargetkan mendapatkan Rp 1 triliun," ungkap Jonathan kepada KONTAN, belum lama ini.


Selain rumah sakit di Lebak Bulus, SRAJ akan membangun cabang ketiga di Surabaya. Meski tak sebesar di Jakarta, rumah sakit di Surabaya akan dibangun secara vertikal, meliputi 250-300 ranjang. Pemilihan Surabaya karena kota terbesar kedua setelah Jakarta yang pasarnya masih cukup besar.

Jika semua sudah beroperasi, maka Rumah Sakit Mayapada di Jakarta akan menjadi pusat di Indonesia bagian barat, sementara Surabaya sebagai pusat di wilayah timur Indonesia. Jika dua rumah sakit di Jakarta dan Surabaya beroperasi, menurut Jonathan, maka mudah bagi SRAJ membuka rumah sakit lagi. Saat ini SRAJ mengincar sejumlah kota besar untuk ekspansi.

SRAJ berada di bawah kendali PT Mayapada Healthcare Group yang bergerak di bidang pelayanan rumah sakit. Lebih dari 25 tahun SRAJ mengelola rumah sakit. Berdiri tahun 1991 dengan nama PT Sejahtera Raya Anugrah, lalu berganti nama menjadi nama yang dikenal saat ini. Mayapada Hospital pertama berdiri di Tangerang dengan mengakuisisi Rumah Sakit Honoris pada tahun 2008.

SRAJ merombak total dan merenovasi gedung tersebut menjadi baru. Untuk memastikan jaminan mutu, sejak awal Mayapada Hospital berkolaborasi dengan institusi kesehatan National Health Care Group dari Singapura. Ini pengelola banyak rumah sakit ternama di Singapura, termasuk National University Hospital. Pada tahun 2013, Mayapada Hospital resmi berdiri di Jakarta Selatan, didukung dokter dan tenaga medis berpengalaman dan peralatan medis canggih.

Rumah sakit ini melayani sekitar 57.000 pasien per tahun. Kinerja SRAJ masih tertekan. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, SRAJ meraup pendapatan Rp 286 miliar atau tumbuh 33% year on year (yoy). Dari sisi bottom line, SRAJ menderita rugi bersih Rp 55 miliar di semester I 2016.

Angka ini membengkak 38% dibandingkan periode sama tahun lalu, dengan rugi bersih Rp 40 miliar. Meski demikian, SRAJ optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahunan 47% menjadi Rp 660 miliar. "Kami optimistis mencapai target, karena peluang bisnis rumah sakit masih cukup besar," ungkap Jonathan.

Sepanjang tahun 2015, pendapatan SRAJ naik 32% didorong pertumbuhan pendapatan rawat inap sebesar 35% dan rawat jalan 26%. Dari total pendapatan SRAJ, rumah sakit Mayapada di Jakarta berkontribusi paling besar. Soal laba, SRAJ mengaku saat ini masih fokus pada investasi untuk peningkatan pelayanan, fasilitas dan penambahan rumah sakit. "Kami belum fokus pada margin," ungkap Jonathan.

Selain dua rumah sakit Mayapada, SRAJ berniat menambah klinik. Saat ini, manajemen mengoperasikan dua klinik di ibukota. "Dengan kemacetan di Jakarta, sistem industri kesehatan mengarah ke klinik karena rumah sakit jauh," kata Jonathan. Brand Mayapada Hospital masih terbilang baru di bisnis kesehatan dan rumah sakit. Oleh karena itu, peluangnya masih cukup besar. "Membangun rumah sakit itu membutuhkan trust dari pasien," terang Jonathan.\

Kurang likuid

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) berdiri pada 20 Mei 1991. Dua dekade kemudian, persisnya pada 11 April 2011, SRAJ mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Per 31 Juli 2016, komposisi pemegang saham SRAJ meliputi PT Surya Cipta Inti Cemerlang yang menguasai 53,79%, BNYM SA/NV AS Cust of Minot Light Apac Ltd memiliki 14,39%, dan High Pro Investment Limited menguasai 13,32%. Selanjutnya AJ Adisarana Wanaartha dan Wing Harvest Limited memiliki masing-masing 6,45% dan 6,44% saham. Sedangkan investor publik mengempit sampai 5,61% saham.

Saham SRAJ kurang likuid. Dalam dua hari terakhir, harga SRAJ terkoreksi 4%. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), harga saham SRAJ merosot hingga sedalam 9,19%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini