JAKARTA. Beberapa perusahaan bersiap menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, ada tujuh calon emiten yang akan menggelar IPO. Salah satu perusahaan yang akan IPO adalah PT Mayapada Properti Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang real estat dan developer. Mayapada Properti menggunakan laporan keuangan 30 April 2016 untuk dasar valuasi. Samsul mengatakan, perusahaan ini memiliki aset Rp 12,3 triliun. Nilai utang Rp 294 miliar dengan ekuitas Rp 12 triliun. Perusahaan ini mencetak pendapatan Rp 1,2 triliun dengan laba bersih Rp 34,2 miliar.
RHB Securities bertindak sebagai penjamin pelaksana efek. "Jumlah saham yang dilepas sebesar 17,6% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh," ujar Samsul akhir pekan lalu. Calon emiten lain adalah PT Aneka Gas Industri, PT Waskita Beton Precast, PT Anugerah Berkah Madani, PT Mega Power Makmur, dan PT Paramita Bangun Sarana. Paramita Bangun Sarana memiliki aset Rp 702 miliar dan menggunakan buku Maret 2016. Selain rencana IPO, ada pula rencana pencatatan kembali (relisting) PT Indo Komoditi Korpora yang bergerak di bidang perindustrian dan perdagangan karet melalui entitas anak, yaitu PT Sampit International. Perusahaan ini beberapa kali mengganti nama dan bidang usaha. Awalnya, perusahaan ini bernama PT Indocitra Finance Tbk (INCF) dan berubah menjadi Amstelco Indonesia. Kegiatan usaha yang semula di pembiayaan berubah menjadi perdagangan, keagenan, perwakilan, kontraktor, jasa, angkutan, percetakan, pertanian, real estate dan industri. BEI mendelisting INCF karena masalah keberlangsungan usaha. "Relisting bisa jadi dilakukan karena ada proses pengambilalihan dan sudah memperbaiki keberlangsungan usaha," ujar Samsul.