JAKARTA. Perbankan Indonesia sepertinya perlu mendiversifikasi pendanaan untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas jangka panjang untuk proyek infrastruktur. Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria mengatakan, dengan tingginya kebutuhan dana untuk infrastruktur diharapkan bank bisa lebih lebih kreatif mencari alternatif pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK). Berdasarkan hitung-hitungan Maybank, kebutuhan dana untuk infrastruktur dalam lima tahun ke depan sampai 2020 mencapai US$ 264 miliar atau Rp 3.473 triliun. Taswin mengatakan, jika digabung, likuiditas yang berasal dari perbankan masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dana infrastruktur. Oleh karena itu bank dituntut untuk mencari alternatif pendanaan seperti dari pasar modal.
Maybank: Biayai infra, bank harus cari alternatif
JAKARTA. Perbankan Indonesia sepertinya perlu mendiversifikasi pendanaan untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas jangka panjang untuk proyek infrastruktur. Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria mengatakan, dengan tingginya kebutuhan dana untuk infrastruktur diharapkan bank bisa lebih lebih kreatif mencari alternatif pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK). Berdasarkan hitung-hitungan Maybank, kebutuhan dana untuk infrastruktur dalam lima tahun ke depan sampai 2020 mencapai US$ 264 miliar atau Rp 3.473 triliun. Taswin mengatakan, jika digabung, likuiditas yang berasal dari perbankan masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dana infrastruktur. Oleh karena itu bank dituntut untuk mencari alternatif pendanaan seperti dari pasar modal.