Maybank Indonesia target kredit tumbuh satu digit



JAKARTA. PT Maybank Indonesia Tbk tak mengincar pertumbuhan tinggi pada 2017 mendatang. Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia mengatakan, pihaknya hanya mengincar pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) single digit. Pasalnya, ekonomi global yang lambat memberikan pengaruh terhadap ekonomi domestik yang lesu.

"Target kredit sedikit di bawah 10% pada 2017," katanya, usai ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (8/12).

Nah, segmen kredit yang masih akan menjadi andalan Maybank Indonesia pada tahun depan adalah korporasi dan konsumer. Misalnya, kredit korporasi akan tumbuh di bawah 20% karena dukungan sektor infrastruktur. Sedangkan kredit konsumer bakal tumbuh 10%-11% dari segmen kredit perumahan dan kendaraan bermotor.


Direktur Korporasi Maybank Indonesia Eri Budiono menambahkan, kredit korporasi akan tumbuh di bawah 20%, lantaran perusahaan menargetkan kredit korporasi tumbuh 20% pada tahun ini. Pada segmen kredit korporasi, Maybank Indonesia mengincar sektor infrastruktur seperti jalan tol, manufaktur seperti makanan dan minuman, minyak kelapa sawit, dan komoditas.

Lanjutnya, perusahaan akan lebih berhati-hati menyalurkan kredit korporasi untuk menjaga risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Maybank Indonesia hanya akan memberikan kredit kepada perusahaan yang sehat, karena jika bermasalah akan memicu kenaikan risiko dan penambahan provisi, di mana akan berpengaruh terhadap laba.

"Kalau sekarang fokus kami adalah pemain top yang kemungkinan default kecil," ujar Eri. Dari sini,

Sedangkan, untuk DPK tahun depan diperkirakan tumbuh sekitar 7%-8%. Taswin bilang, likuiditas masih akan terjaga pada 2017, karena kehadiran program pengampunan pajak atau tax amnesty akan mendorong pemasukan dana repatriasi ke sektor perbankan melalui deposito. Alasan Maybank Indonesia hanya menargetkan DPK single digit, karena kredit juga tak tumbuh tinggi.

Lanjut Taswin, target kredit dan DPK yang masih single digit, karena perbankan Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan di tahun depan. Sebut saja, prediksi pertumbuhan ekonomi masih 5% di tahun depan. Ekonomi yang masih lesu ini akan mempengaruhi permintaan kredit. Sedangkan, NPL tak akan tinggi di tahun depan, karena Maybank Indonesia sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini