Maybank Indonesia telah lakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 15,8 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sehubungan dampak pandemi COVID-19 yang mulai terasa sejak kuartal kedua 2020, PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) menjelaskan bahwa pihaknya telah secara ketat memantau asetnya di semua segmen bisnis dan pada saat yang sama secara proaktif mengikutsertakan debitur untuk menilai dampak tersebut terhadap bisnis mereka. 

Untuk memastikan kualitas aset secara efektif, perseroan telah menawarkan bantuan finansial sesuai kebutuhan debitur berdasarkan penilaian yang dilakukan. Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menjelaskan pihaknya telah melibatkan hampir semua debitur Non-Ritelnya untuk menilai apakah restrukturisasi dan penjadwalan ulang (restructuring & rescheduling/R&R) diperlukan untuk memastikan bahwa mereka tetap dapat menjalankan bisnis secara berkelanjutan. 

Sementara itu, Maybank Indonesia diakuinya telah menyederhanakan proses dan memfasilitasi debitur ritel untuk mengajukan R&R secara online melalui email, melalui call center atau website resmi. Hingga saat ini, Bank telah menyetujui pinjaman R&R untuk lebih dari 30.000 debitur dengan total pinjaman Rp 15,8 triliun.


Baca Juga: Maybank Indonesia catatkan laba Rp 1,1 triliun di kuartal III 2020

“Wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mempengaruhi kinerja industri perbankan, termasuk kami.  Pencapaian kinerja kami mencerminkan kondisi menantang yang kami alami di mana beberapa langkah yang diperlukan telah dan terus akan kami tempuh untuk mencegah dampak lebih lanjut dari situasi sekarang,” terangnya dalam Siaran Pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (26/10).

Ke depan, Taswin mengatakan pihaknya bakal terus mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio perseroan dari gangguan pandemi sementara pada saat yang sama meraih peluang bisnis melalui layanan digital banking yang kini mulai menunjukkan hasil yang positif. 

“Kami akan tetap waspada atas kualitas aset kami melalui sikap yang prudent dan pendekatan manajemen risiko yang ketat dengan mencari cara untuk melibatkan nasabah kami dalam memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis mereka,” sambungnya.

Selanjutnya: Akhirnya, aset BCA tembus Rp 1.000 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi