KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara taktis, pasar saham Indonesia masih menunjukkan prospek yang menarik bagi investor meskipun di tengah tantangan global. Analis Maybank Sekuritas dalam riset 16 April 2025 memaparkan, valuasi yang tertekan dibandingkan dengan negara berkembang Asia lainnya di luar China menjadi salah satu daya tarik utama pasar saham Indonesia. Namun demikian, target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk akhir tahun 2025 harus diturunkan oleh Maybank Sekuritas dari 7.900 menjadi 7.300. Jeffrosenberg Chenlim Analis Maybank Sekuritas menjelaskan, penurunan target IHSG ini mencerminkan penyesuaian terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih hati-hati untuk tahun 2025 dan 2026. Revisi ini juga mempertimbangkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif balasan tinggi dari Amerika Serikat terhadap sekitar 60 negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32%. "Proyeksi pertumbuhan laba bersih inti pasar saham Indonesia pun direvisi turun dari 8,0% secara tahunan menjadi 6,9% pada 2025," ujar Jeffrosenberg dalam riset.
Maybank Sekuritas Pangkas Target IHSG dan Beri Rekomendasi Saham Usai Tarif Trump
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara taktis, pasar saham Indonesia masih menunjukkan prospek yang menarik bagi investor meskipun di tengah tantangan global. Analis Maybank Sekuritas dalam riset 16 April 2025 memaparkan, valuasi yang tertekan dibandingkan dengan negara berkembang Asia lainnya di luar China menjadi salah satu daya tarik utama pasar saham Indonesia. Namun demikian, target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk akhir tahun 2025 harus diturunkan oleh Maybank Sekuritas dari 7.900 menjadi 7.300. Jeffrosenberg Chenlim Analis Maybank Sekuritas menjelaskan, penurunan target IHSG ini mencerminkan penyesuaian terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih hati-hati untuk tahun 2025 dan 2026. Revisi ini juga mempertimbangkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif balasan tinggi dari Amerika Serikat terhadap sekitar 60 negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32%. "Proyeksi pertumbuhan laba bersih inti pasar saham Indonesia pun direvisi turun dari 8,0% secara tahunan menjadi 6,9% pada 2025," ujar Jeffrosenberg dalam riset.