Maybank wajib refloat BNII dalam 6 bulan



JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) meminta Malayan Banking Berhad alias Maybank, pemegang saham pengendali BNII, menuntaskan penjualan kembali (refloat) 20% saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) ke publik selama enam bulan ke depan.

Hal itu tertulis dalam surat tertanggal 30 November 2010.

Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany menjelaskan, tidak mungkin meminta Maybank menjual langsung 20% saham BNII. "Kalau dijual sekaligus, harga sahamnya (BNII) bisa dipastikan anjlok. Kami kasih waktu supaya Maybank bisa menjual pelan-pelan," ujar dia, akhir pekan lalu.


Jika waktu refloat dihitung sejak tanggal pengiriman surat, berarti Maybank harus menuntaskan penjualan 20% saham BNII sebelum akhir Mei 2011.

Fuad memastikan, penetapan waktu refloat BNII selama enam bulan bukanlah perlakuan khusus regulator pasar modal terhadap Maybank. Pertimbangan Fuad, jika harga saham BNII terjun bebas, akan muncul imbas negatif ke bursa saham secara keseluruhan.

"Ketentuan ini bertujuan agar pasar modal lebih likuid. Kalau kami suruh mereka jual semua, bisa-bisa malah menjadi skandal berat di pasar," imbuh Fuad.

Sekadar mengingatkan, Maybank sempat ragu-ragu mengakuisisi 56% saham BNII dari dua pemilik terdahulunya, Fullerton, anak perusahaan Temasek serta Bank Kookmin asal Korea Selatan karena ketentuan refloat.

Maklum, bank sentral Malaysia sempat mengancam mencabut restunya bagi Maybank untuk mengakuisisi saham BII. Dalam hitungan otoritas perbankan di negeri asalnya, Maybank bisa merugi hingga US$ 1 miliar jika melakukan refloat dalam waktu dua tahun setelah pembelian.

Maybank sempat meminta ke Bapepam-LK melakukan refloat dalam waktu lima tahun setelah tender offer. Namun Bapepam menolak usul tersebut. Saat itu, Bapepam LK hanya menjanjikan perpanjangan waktu refloat, dengan syarat Maybank mengajukan bukti menderita kerugian material jika melakukan penjualan kembali dalam waktu dua tahun.

Saat Maybank akhirnya memfinalisasi pembelian 56% saham dari Fullerton dan Kookmin, akhir September 2008, Bapepam-LK tidak menegaskan tentang persyaratan masa pelepasan saham yang harus ditaati Maybank.

Pengawat bursa saham, Willy Sanjaya, menilai kepastian waktu refloat merupakan kesempatan bagus bagi investor untuk mengantongi saham BNII. "Bisa jadi Maybank menawarkan dengan harga diskon, lebih rendah daripada harga di pasar," ujar Willy, Minggu (5/12).

Bunga acuan yang tak beranjak sejak Agustus 2009 dari posisi 6,5% meniupkan sentimen positif untuk saham-saham perbankan. Hingga kini, saham sektor perbankan mencatat pertumbuhan harga yang tertinggi dibanding saham lainnya. Kendati demikian, Willy menyarankan investor tidak gelap mata memanfaatkan refloat saham BNII. "Lihat dulu berapa harga yang ditawarkan Maybank," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini