KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diperkirakan masih akan tumbuh sepanjang tahun ini. Meski begitu, tantangan bagi emiten ini tetap ada, terutama dari sisi persaingan bisnis. Analis Paramitra Alfa Sekuritas, William Siregar menganggap, tantangan terbesar bagi MYOR adalah tingkat persaingan bisnis yang sengit antar sesama emiten di sektor konsumer. Walau secara umum produk-produk MYOR dapat dinikmati oleh berbagai kalangan konsumen, ia melihat masih ada produk-produk milik emiten tersebut yang kalah saing di pasar dengan emiten lainnya di sektor yang sama.
Di samping itu, potensi persaingan yang kurang sehat di bisnis makanan dan minuman ringan juga perlu diwaspadai oleh MYOR. Terlebih lagi, emiten ini pernah terlibat dalam kasus perselisihan antara produsen minuman Aqua dan Le Minerale pada pertengahan 2017. “Walau secara kinerja tidak terlalu berpengaruh, adanya kasus bisa mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi di emiten ini,” ungkap William. Ia menambahkan, MYOR juga akan menghadapi tantangan dari maraknya produk-produk makanan dan minuman ringan yang diimpor dari luar negeri. Meski penuh tantangan, analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, ruang untuk pertumbuhan MYOR tetap ada. Untuk mengatasi tantangan persaingan, emiten ini dituntut terus melakukan inovasi terhadap produk-produknya. Inovasi di sini bisa berupa penambahan produk atau varian hingga mempercantik kemasan. “Karena konsumen biasanya tertarik dari bentuk kemasannya dahulu,” papar Reza. Lanjut Reza, potensi meningkatnya daya beli masyarakat pada tahun ini juga perlu dimaksimalkan MYOR. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah meningkatkan promosi produknya, baik melalui televisi ataupun internet. Di samping itu, MYOR juga dapat memasarkan produk-produknya ketika menjalin kerja sama sponsor pada perhelatan tertentu. William sepakat bahwa langkah berupa promosi produk perlu dilakukan dengan gencar oleh MYOR pada tahun ini. Apalagi, di tahun ini akan ada perhelatan besar yang berlangsung, seperti Asian Games dan Pilkada. Namun, di sisi lain, ia melihat bahwa dalam satu tahun terakhir, MYOR justru melakukan efisiensi pada biaya promosi. “Makanya patut dinanti, apakah MYOR akan benar-benar memanfaatkan momentum yang ada atau tetap melakukan efisiensi biaya,” paparnya.
Dalam riset 21 Februari, analis Ciptadana Sekuritas Asia Niko Margaronis menambahkan, adanya pabrik baru milik MYOR yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun ini dapat menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan secara jangka panjang. Niko memprediksi, pendapatan MYOR akan mencapai Rp 23,18 triliun pada tahun ini. Di saat yang sama, laba bersih emiten tersebut berpotensi mencapai Rp 1,69 triliun. Namun, ia merekomendasikan jual saham MYOR pada target harga Rp 2.080 per saham. Sementara, William merekomendasikan
hold saham MYOR pada target harga Rp 2.200 per saham. Reza merekomendasikan beli saham MYOR pada target harga Rp 2.800 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini