Mayora Indah (MYOR) yakin penjualan produk konsumer bakal terus tumbuh di kuartal III



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) optimistis penjualan produksi konsumer bakal terus bertumbuh di kuartal III hingga kuartal IV tahun ini. Direktur Utama PT Mayora Indah Tbk. Andre Sukendra Atmadja mengatakan, tingkat konsumsi sempat turun, tercermin dari tren penjualan perseroan.

Namun, titik terendah sudah dilewati pada Mei 2020 lalu dan sebulan kemudian sudah terjadi pemulihan. Menurutnya, penjualan kini sudah mulai pulih dan menunjukkan tren peningkatan yang didukung oleh kenaikan penjualan.

"Kami sangat optimis untuk kuartal III tahun ini akan tumbuh, karena titik terendah sudah kita lewati di Mei. Pada Juni sudah mengalami recovery. Bahkan, Agustus sudah lebih tinggi dari Juli," kata Andre, Senin (21/9).


Baca Juga: Anak usaha Merdeka Copper (MDKA) serahkan lahan kompensasi 100,32 ha ke pemerintah

Adapun MYOR memang menargetkan penjualan pada semester II/2020 dapat bertumbuh. Pertumbuhan berasal dari kenaikan penjualan domestik dan ekspor. Pertumbuhan penjualan di dalam dan luar negeri akan berlaku untuk semua segmen penjualan.

Ia menilai prospek penjualan dari minuman olahan dalam kemasan untuk produk Torabika masih bisa bertumbuh terlihat dari penjualan pada semester pertama tahun ini yang cukup stabil.

Mayora Indah termasuk salah satu emiten fast moving consumer goods (FMCG) yang beruntung dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih di tengah pandemi Covid-19.Mayora Indah melaporkan realisasi penjualan bersih Rp 11,08 triliun per 30 Juni 2020. Pencapaian itu turun 8,10% dari Rp 12,05 triliun periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi penjualan terbesar perseroan berasal dari domestik senilai Rp 6,88 triliun disusul ekspor Rp 4,20 triliun. Jumlah yang dibukukan mengalami penurunan secara tahunan baik di dalam maupun ke luar negeri.

Baca Juga: Penjualan Ace Hardware (ACES) di Agustus 2020 tumbuh berkat gaya hidup baru

Total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 938,47 miliar pada semester I/2020. Pencapaian itu naik 16,22% dari Rp807,48 miliar per 30 Juni 2019. “Semester kedua kita harapkan sudah bisa tumbuh penjualannya,” katanya.

Ia juga menyatakan pertumbuhan laba disebabkan oleh berbagai hal, seperti penghematan bunga dan laba kurs. Untuk diketahui, MYOR tersebut membukukan laba selisih kurs mata uang asing bersih Rp 126,22 miliar per 30 Juni 2020. Posisi itu berbalik dari rugi Rp 103,86 miliar periode yang sama tahun lalu.

Sementara, perseroan telah berhasil menekan utang bank jangka pendek hingga 50% menjadi Rp 50 miliar dan pinjaman bank jangka panjang hingga 25,29% menjadi Rp 2,12 triliun.

Selanjutnya: Ciputra Development (CTRA) pertahankan marketing sales Rp 4,5 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi