KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas Bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan hari ini (5/10). Indeks Nikkei 225 menjadi salah satu yang terkoreksi cukup dalam, setelah anjlol 2,19%. Disusul Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,86%. Indeks Strait Times Index (STI) melemah 0,70% dan indeks Hang Seng berhasil menguat 0,28%. Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, penurunan Bursa Asia terjadi di tengah kekhawatiran tingkat inflasi akan tetap tinggi meskipun pertumbuhan ekonomi sudah mencapai puncaknya.
Investor masih berusaha mencari tahu apakah tekanan inflasi yang tinggi hanya bersifat sementara dan merupakan bagian dari proses pemulihan ekonomi atau akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Korporasi dari berbagai sektor telah memberi peringatan tentang dampak kenaikan inflasi pada kondisi keuangan mereka. Sedangkan musim laporan keuangan (earnings season) kuartal III-2021 akan memberi pencerahan mengenai bagaimana korporasi menghadapi masalah inflasi ini.
Baca Juga: Bursa Asia jatuh mendekati level terendah 1 tahun karena harga minyak Data memperlihatkan sentimen dunia usaha di sejumlah negara Asia membaik, seiring dengan pencabutan kebijakan pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat. Menurut data IHS Markit Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI), kondisi manufaktur di seluruh wilayah ASEAN stabil pada akhir kuartal III-2021, setelah penurunan tajam pada bulan Agustus. Sebanyak tiga dari tujuh negara ASEAN, yaitu Singapura, Indonesia, dan Filipina mencatat peningkatan pada kesehatan sektor manufaktur mereka selama bulan September 2021. Di Jepang, sentimen di kalangan perusahaan besar selama kuartal III-2021 naik ke level tertinggi dalam 3 tahun. Hal ini terlihat dari data Tankan Large Manufacturing Index yang naik ke level 18 dari sebelumnya level 14 di kuartal II-2021.
Sejalan dengan membaiknya sentimen, perusahaan besar manufaktur mulai melakukan investasi pada fasilitas produksi mereka. Belanja modal (capex) perusahaan manufaktur besar diprediksikan tumbuh 10,1% selama kuartal III-2021, naik dari 9,6% pada kuartal sebelumnya. Adapun data Tankan Survey oleh Bank of Japan (BOJ) ini tanpa sengaja dirilis bertetapan dengan berakhirnya penetapan status gawat darurat (
emergency) di berbagai wilayah Jepang. Investor juga menantikan rilis data inflasi Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) nanti malam. Laju inflasi bulan September Uni Eropa diprediksi tumbuh 3,1%
year-on-year (YoY) atau 0,4% secara
month-on-month (MoM) . Data inflasi atau Personal Consumption Expenditure Price Index AS diprediksi tumbuh 4,2% YoY di bulan September, atau tidak berubah dari pertumbuhan di bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari