KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) terkoreksi mengekor bursa regional pada perdagangan Jumat (19/4). IHSG melemah 1,11% atau turun 79,29 poin ke level 7.087,32. Berdasarkan data Bloomberg, indeks Jepang Nikkei 225 terkoreksi 2,66% hingga akhir perdagangan Jumat (19/4). Indeks acuan Korea Selatan, KOPSI menutup perdagangan dengan dengan melemah 1,63%. Tekanan juga terjadi pada bursa Taiwan, yakni Taiwan TAIEX yang melemah 3,81%. Kemudian indeks komposit bursa saham Shanghai juga mengalami penurunan sebesar 0,29%.
Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan sentimen serangan Israel ke Iran menjadi penekan pergerakan bursa Indonesia dan regional. Tak hanya itu, tekanan juga datang dari ketidakpastian suku bunga The Fed.
Baca Juga: Nasib Rupiah Masih Merana, Skenario Terburuk Bisa Menyentuh Rp 17.000 Per Dolar AS "Kemudian statement anggota The Fed yang memberikan indikasi kalau suku bunga tinggi masih akan berlangsung lama juga menjadi sentimen negatif," kata Nico kepada Kontan, Jumat (19/4). Ratna Lim, Head of Equity Research Waterfront Sekuritas Indonesia menambahkan dari dalam negeri IHSG juga mendapatkan tekanan dari pelemahan nilai tukar rupiah yang berpotensi mendorong inflasi. Menurutnya, jika rupiah terus melemah dan inflasi domestik kembali meningkat, maka ada kemungkinan Bank Indonesia juga tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. "Ketidakpastian yang meningkat mendorong pelaku pasar cenderung mengalihkan investasinya dari saham dan aset berisiko tinggi lainnya ke aset lain seperti emas dan yen Jepang," ucap Ratna. Untuk gambaran pelemahan IHSG juga sejalan dengan hengkangnya dana investor asing. Sepanjang perdagangan Jumat (19/4), asing mencatatkan net sell atau jual bersih sebesar Rp 838,15 miliar.
Baca Juga: Simak Pergerakan Harga Saham INTP, BBCA, dan BBRI di Penutupan Bursa Jumat (19/4) Net sell investor asing juga melanda pasar surat utang. Data DJPPR Kementerian Keuangan menunjukkan, kepemilikan asing per 18 Maret 2023 mencapai Rp 803,39 triliun atau menyusut dari posisi 4 April 2024 di Rp 807,31 triliun.
Strategi Investasi
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menjelaskan secara natural jika sedang terjadi situasi yang penuh ketidakpastian, investor akan mencari instrumen safe haven seperti emas dan dolar Amerika Serikat (AS). "Perkembangan geopolitik yang tidak bisa dipastikan ini membuat instrumen
safe haven menjadi opsi yang dapat dilirik untuk saat ini," jelasnya. Namun, lanjut Adit, momentum ini juga dapat dijadikan peluang untuk memilah saham-saham yang tetap memiliki fundamental baik, dengan menanti saat yang tepat untuk kembali masuk ke ekuitas. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.060–7.150 dengan potensi melemah pekan depan.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Saham BMRI, INDY, MAPA, ASII untuk Hari Ini (19/4) "Berbicara probabilitas, 59% ada kemungkinan IHSG menyentuh 7.000 apabila situasi dan kondisi tidak segera membaik," ucap Nico. Nico mengatakan apabila situasi dan kondisi kian panas, emas akan terus naik karena emas merupakan salah satu instrumen investasi yang berkorelasi positif terhadap geopolitik seperti emas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari