Mayoritas Bursa Asia Menguat di Tengah Pelonggaran Kebijakan Covid-19 oleh China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Senin (5/12) mayoritas ditutup naik. Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, penguatan bursa Asia  terjadi setelah Pemerintah China melonggarkan persyaratan testing di berbagai kota besar pada akhir pekan lalu.

Di tengah lonjakan jumlah kasus penularan dan protes dari kalangan masyarakat, Beijing tampak mulai melakukan pergeseran secara perlahan dari kebijakan ketat zero Covid-19 yang sudah berjalan lebih dari dua tahun. Investor berharap pelonggaran ini akan membawa lebih sedikit gangguan pada sektor manufaktur dan perdagangan.

Rilis data pasar tenaga kerja (Non-farm Payrolls) AS Jumat lalu memperlihatkan upah naik 5,1% year-on-year (YoY) di bulan November, lebih cepat dari kenaikan 4,9% YoY di bulan Oktober.


Akselerasi laju kenaikan upah ini tidak hanya membantu para pekerja yang berjuang melawan kenaikan harga-harga, namun juga menambah kekhawatiran inflasi mungkin akan mengakar di ekonomi AS.

Baca Juga: Loyo Hari Ini, Begini Proyeksi IHSG Besok, Selasa (5/12)

Ekonomi AS menambah 263.000 pekerja bulan lalu, lebih tinggi dari estimasi kenaikan 200.000 dan tingkat pengangguran stabil di 3,7%.

Dari Asia, data Caixin Services Purchasing Managers’ Index (PMI) bulan November China turun ke level 46,7 dari level 48,4 di bulan Oktober.

Realisasi PMI ini memperpanjang penurunan menjadi 3 bulan beruntun dan mencatatkan kontraksi terparah sejak bulan Mei di tengah kebijakan zero Covid-19 yang menekan permintaan dan operasional sektor jasa (services).

Di Jepang, perhitungan akhir data  Jibun Bank Services PMI Jepang direvisi ke atas menjadi 50,3 pada bulan November dari perhitungan awal 50,0, menyusul perhitungan akhir untuk bulan Oktober yang berada di level 53,2.

Hal ini menandakan ekspansi selama 3 bulan beruntun yang dipicu oleh pemulihan sektor pariwisata paska peluncuran program National Travel Discount.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,46% ke 6.987 Pada Perdagangan Senin (5/12), Sektor Teknologi Anjlok

Di pasar komoditas, harga minyak mentah melompat 2% setelah OPEC+ mempertahankan target volume produksi mereka menjelang pemberlakuan pelarangan dan pembatasan harga (price cap) Uni Eropa atas minyak asal Rusia.

Pada saat yang sama, pelonggaran kebijakan ketat anti Covid-19 di China memberi sentimen positif bagi permintaan minyak global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi