Mayoritas Bursa Asia rontok tertekan sentimen penyebaran varian omicron



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bursa utama Asia tergelincir di zona merah pada perdagangan Senin (29/11). Penurunan tertinggi dialami bursa Jepang dengan Nikkei 225 melemah 1,63%. Bursa Singapura juga tertekan dengan Strait Times Index melemah 1,44%.

Indeks Hang Seng melemah 0,95%, disusul Indeks Shanghai Composite yang terkoreksi 0,04%. Sementara dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,71% ke level 6.608,290 setelah sempat melemah di awal perdagangan.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, tertekannya bursa Asia terjadi setelah varian omicron virus Covid-19 menyebar ke banyak negara. Pemerintah negara-negara di dunia berlomba-lomba memberlakukan pembatasan perjalanan (travel control) antar negara.


Baca Juga: IHSG menguat 0,71% pada Senin (29/11), net sell asing mencapai Rp 1,17 triliun

Investor masih berusaha menimbang dampak kerusakan secara ekonomi yang dapat disebabkan oleh varian Omicron. Kemunculan varian omicron kemungkinan besar akan semakin membuat rumit rencana bank sentral dalam menentukan waktu dan cara menghapus paket stimulus moneter.

Ahli penyakit menular Amerika Serikat (AS), Anthony Fauci memberitahu Presiden Biden bahwa dibutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk memperoleh informasi yang definitif tentang varian Omicron.

Sejumlah investor mulai melancarkan aksi beli (buy on dip) karena merasa lega setelah dua ahli kesehatan Afrika Selatan mengatakan pasien yang terkena varian Omicron sejauh ini menunjukkan gejala ringan.

Baca Juga: Loyo, rupiah Jisdor anjlok ke Rp 14.340 per dolar AS pada Senin (29/11)

Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data penjualan ritel Jepang yang mencatatkan pertumbuhan positif untuk pertama kali dalam tiga bulan terakhir dengan naik 0,9% secara year on year (yoy) di bulan Oktober 2021, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 1,1% yoy.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah mulai bangkit dengan West Texas Intermediate (WTI) naik lebih dari 4% dan Brent naik lebih dari 3% setelah masing-masing anjlok 13,1% dan 115% pada hari Jumat (26/11).

Kenaikan harga minyak mentah ini didorong oleh kabar bahwa OPEC dan negara produser Non-OPEC sedang mempertimbangkan apakah akan melanjutkan rencana penambahan volume produksi setiap bulan. Rencana ini digulirkan di tengah besarnya kemungkinan pemberlakukan kembali kebijakan lockdown di berbagai negara jika ternyata varian omicron lebih menular dan lebih mematikan dari varian Delta.

Baca Juga: IHSG menguat 0,71% ke 6.608 pada akhir perdagangan Senin (29/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati