Mayoritas emiten asuransi umum alami penurunan laba di semester I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas kinerja emiten perusahaan asuransi umum di paruh pertama 2020 tertekan pandemi corona. Berdasarkan pengumumkan laporan keuangan kuartal II 2020, delapan dari 13 asuransi umum yang melantai di bursa saham mencatatkan penurunan laba bersih.

Pandemi corona yang telah terjadi sejak Maret 2020, telah menghalangi perusahaan asuransi untuk menjalankan bisnis. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut industri asuransi menghimpun pertambahan premi sebesar Rp20 triliun. Pertumbuhan premi asuransi jiwa terkontraksi sebesar 10%, sementara premi asuransi umum dan reasuransi terkontraksi 2,3% yoy.

Bahkan PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI) membukukan rugi bersih senilai Rp 76 miliar di paruh pertama 2020. Hal ini terjadi lantaran melorotnya pendapatan premi menjadi Rp 260,67 miliar di Juni 2020. Nilai itu turun 35,18% yoy dari Rp 402,14 miliar di Juni 2019


Sedangkan hanya empat emiten yang mencatatkan pertumbuhan laba. PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) berhasil membukukan laba Rp 7,16 miliar pada paruh pertama 2020, padahal posisi yang sama tahun lalu masih mencatatkan rugi bersih Rp 31,66 miliar.

Baca Juga: Pendapatan premi Asuransi Bintang naik 18,94% di semester I 2020

PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) membukukan pertumbuhan laba 22,15% yoy menjadi Rp 39,42 miliar. PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) mencatat pertumbuhan laba 2,61% yoy menjadi Rp 43,16 miliar.

Sedangkan pertumbuhan terbesar diraih oleh PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI), naik 241,58% yoy menjadi Rp 78,43 miliar di paruh pertama 2020.

Penurunan laba dialami oleh PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) menjadi Rp 4,03 miliar pada Juni 2020. Nilai itu turun 30,21% year on year (yoy) dibandingkan Juni 2019 senilai Rp 5,78 miliar.

Direktur Utama Asuransi Bintang HSM Widodo bilang penurunan laba terjadi akibat merosot laba unit usaha syariah secara signifikan. Lantaran selama ini, unit syariah dibukukan sebagai pengurang di beban komisi bersih.

“Juga penambahan biaya terkait dengan Covid-19 sengan mengadakan rapid test masal untuk 456 orang karyawan, kenaikan insentif karena performa WFH pada area support lebih baik yang juga meningkatkan THR dan juga besaran Gaji ke 13,” ujar Widodo kepada Kontan.co.id pada Jumat (7/8).

Padahal Widodo menyebut klaim bersih berhasil turun dari Rp 46 miliar menjadi Rp 36 miliar di Juni 2020. Pendapatan usaha bersih naik dari Rp 57 miliar ke 64 miliar pada semester I-2020. Juga ada dampak kenaikan segala biaya dan transformasi perusahan ke full WFH menghemat Rp 7 miliar sebagai tambahan pendapatan.

“Sampai akhir tahun strategynya masih tetap. Liquidity dan cash flow yang utama. Semua masih dengan metode WFH, yang beroperasi di kantor hanya sekitar 10%an untuk fungsi pelayanan dan survey saja. Khusus 4 buah cabang jakarta kita masih operates full WFH until further notice,” tutur Widodo.

Asal tahu saja, hingga Juni 2020, ASBI mencatatkan pendapatan pemi senilai Rp 233,70 miliar. Nilai itu tumbuh 18,94% yoy dibandingkan Juni 2019 senilai Rp 196,48 miliar.

“Pendapatan premi ditopang oleh lini bisnis properti yang tumbuh besar di Maret dan April. Karena awal PSBB banyak perusahaan asuransi yang WFH (Working from home) secara tidak full jadi response dan akseptasi lambat sekali, sedangkan ASBI full operation dengan WFH jadi banyak terima bisnis baru,” jelas Widodo.

Hingga Juni 2020, pendapatan premi properti ASBI tercatat senilai Rp 117,44 miliar. Nilai itu tumbuh 34,85% yoy dibandingkan Juni 2019 senilai Rp 87,09 miliar.

Selain itu Widodo menyebut lini bisnis marine hull juga ikut menopang bisnis perusahaan dengan pendapatan premi senilai Rp 33,26 miliar. Nilai itu tumbuh 90,82% yoy dari Rp 17,43 miliar di Juni 2019. Lini bisnis ini tumbuh lantaran adanya penambahan portofolio kapal baru di group perusahaan. Juga ASBI berhasil mengembangkan portofolio di area timur Indonesia.

Baca Juga: Pendapatan premi tumbuh, Asuransi Harta Aman Pratama bukukan laba di semester I 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat