KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten konstituen indeks
LQ45 sudah merilis kinerja keuangan tahun buku 2023. Hasilnya pun bervariasi, ada yang pendapatannya bertumbuh, tetapi laba bersihnya anjlok. Seperti PT Barito Pacific Tbk (
BRPT) yang berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih paling tinggi di antara konstituen LQ45 lainnya. Laba bersih BRPT melesat 1.384,70 secara tahunan atau
year on year (YoY) menjadi US$ 26,11 juta. Padahal dari sisi
top line, pendapatan emiten milik Prajogo Pangestu ini terkoreksi 6,79% YoY menjadi US$ 2,76 miliar selama 2023. Adapun di 2022, BRPT mampu mengantongi pendapatan sebesar US$ 2,96 miliar.
Jika dicermati beban pokok pendapatan dan beban langsung BPRT sepanjang 2023 juga ikut menciut sebesar 12,46% secara tahunan dari US$ 2,51 miliar di 2022 menjadi US$ 2,02 miliar.
Baca Juga: Emiten Grup Barito Bukukan Kinerja Beragam Sepanjang 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya BPRT juga memperoleh bagian laba entitas asosiasi dan ventura bersama sejumlah US$ 69,99 juga. BRPT juga mendapatkan keuntungan lain-lain sebesar US$ 134,28 juta.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada mencermati sebagai perusahaan
holding, pendapatan dari BRPT banyak dikontribusi dari pendapatan petrokimia yang salah satunya ditopang oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). "Kebutuhan akan produk petrokimia di sejumlah industri ke depannya dapat menopang pendapatan dari BRPT. Ini yang nantinya akan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan BPRT," ucap Reza kepada Kontan, Minggu (31/3). Hal serupa juga terjadi pada PT Gudang Garam Tbk (
GGRM). Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk GGRM mencapai Rp 5,32 triliun atau naik 47,79% secara tahunan. Namun emiten rokok ini membukukan pendapatan sebesar Rp 118,95 triliun selama 2023. Realisasi tersebut terkoreksi 4,82% YoY dari capaian di 2022 yang sebesar Rp 124,68 triliun. Praska Putrantyo CEO Edvisor Profina Visindo menilai para emiten rokok emiten sudah melakukan penyesuaian di tengah era kenaikan cukai yang sudah berlangsung sejak 2020. Untuk saat ini, emiten-emiten produsen rokok sudah mampu menjaga margin laba lewat efisien biaya operasional meskipun laju pertumbuhan pendapatan relatif melambat. "Namun kenaikan cukai masih menjadi sentimen pemberat dari emiten-emiten produsen rokok. Sementara hasil kinerja positif ini hanya bersifat sementara," tuturnya.
Baca Juga: Didukung Banyak Sentimen Positif, Intip Rekomendasi Saham Emiten Properti Berikut Ini Sebaliknya, ada emiten LQ45 yang berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan secara signifikan sepanjang 2023. Namun dari sisi bottom line malah menderita rugi. Ini terjadi pada dua emiten Merdeka Group, PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (
MBMA). Pendapatan MDKA dan MBMA masih-masih melonjak 96,21% dan 191,47% YoY.
Editor: Tendi Mahadi