KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) lesu dalam sepekan terakhir. IHSG melorot 8,73% ke level 6.597,99 dalam lima hari perdagangan periode 9-13 Mei 2022. Sembilan dari 11 sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun dalam sepekan terakhir. Penurunan paling dalam dicatatkan sektor teknologi hingga 19,12%. Disusul sektor keuangan dan sektor infrastruktur yang tertekan masing-masing 10,41% dan 6,13%, Di sisi lain, hanya ada dua sektor di bursa yang menghijau. Tercatat, sektor transportasi dan logistik naik 1,99%. Ada juga sektor barang konsumen primer yang meningkat 1,61%.
Baca Juga:
IHSG Tumbang, ARTO, WIRG, DFAM Top Losers Sepekan Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati, sektor-sektor yang memerah umumnya dipengaruhi oleh potensi imbas negatif dari arah kebijakan suku bunga sentral yang meningkat. Terlebih, setelah The Fed menaikkan suku bunganya sebesar 50
basis points. Adapun sektor transportasi dan logistik dinilai masih atraktif karena aktivitas pengiriman sudah pulih dan berjalan secara normal. Sementara itu, sektor barang konsumen primer masih menjadi pilihan karena saham-saham sektor ini banyak tertekan aksi jual selama IHSG
rally beberapa waktu lalu. Dus, sepekan terakhir valuasinya menjadi lebih menarik dibanding saham-saham lain. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, momentum Lebaran yang memberikan sentimen positif terhadap dua sektor tersebut. Untuk sektor transportasi dan logistik, saham-sahamnya tersengat kebiasaan masyarakat yang melakukan mudik ke kampung halaman, sehingga berpeluang mengerek kinerja keuangan sektor ini. Kondisi tersebut memungkinkan terjadi tidak terlepas dari membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Baca Juga:
Simak Hal yang Perlu Dicermati Saat Memburu Dividen Saham Serupa, momentum Lebaran juga mendorong daya beli masyarakat. Oleh karenanya, akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan sektor barang konsumen primer. Melihat kondisi tersebut, Andhika menyarankan untuk menambah bobot pada saham-saham sektor barang konsumen primer. Selain momentum Lebaran, para pelaku pasar akan melirik sektor defensif terhadap kenaikan suku bunga. "Sektor barang konsumen primer adalah sektor defensif yang akan dilirik oleh para pelaku pasar," ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (16/5). Baca Juga:
IHSG diproyeksi berbalik menguat, simak rekomendasi saham HMSP, TOWR, dan INDF Beberapa sarannya,
buy on weakness UNVR dengan
support Rp 3.930. Target penguatan jangka panjang di level Rp 6.800-Rp 7.000.
HMSP juga disarankan
buy on weakness dengan
support Rp 980. Target penguatannya ke level Rp 1.150 Sementara itu, saham-saham teknologi perlu diwaspadai mengingat kenaikan suku bunga The Fed berpeluang diikuti oleh kenaikan suku bunga 7 days RRR oleh Bank Indonesia. Hal ini membuat beban bunga emiten-emiten teknologi membengkak dan memberatkan kinerja keuangan. Di sisi lain, Ivan melihat sektor barang konsumen primer dan sektor infrastruktur cukup atraktif dan dapat ditambah bobotnya. Kedua sektor itu sudah mengalami tekanan jual sebelumnya. Selain itu, tahun ini menjadi tahun yang cerah bagi sektor infrastruktur, khususnya emiten operator jalan tol, dengan adanya perjalanan mudik dan sudah normalnya aktivitas penggunaan jalan tol. Baca Juga:
Tujuh Saham Ini Bakal Cum Date Dividen Pekan Depan, Siapa Saja? Adapun saham-saham teknologi perlu dihindari terlebih dahulu karena belum memiliki sentimen positif saat ini. Di sisi lain, investor juga bisa mulai mengurangi posisi pada saham-saham sektor transportasi dan logistik mengingat secara teknikal sudah mendekati akhir
rally. Menurut Ivan ketika pasar mulai
rebound bisa terjadi rotasi pada sektor-sektor yang saat ini tertekan. Terutama sektor keuangan yang menjadi pilihan utama investor asing. "Bisa ditambah bobotnya pada
JSMR,
TBIG,
UNVR, dan
ICBP," ungkap Ivan kepada Kontan.co.id, Minggu (15/5). Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, dia tetap menjagokan saham-saham perbankan seperti
BBCA,
BBRI, dan
BBNI. Baca Juga:
Rekomendasi Saham AALI, SCMA, SIDO dan UNTR untuk Perdagangan Selasa (17/5) "Secara fundamental baik. Kredit terus tumbuh, NPL turun, aset tumbuh juga," ujar Cheryl, Senin (16/5). Menurut Cheryl, jika nantinya pasar mulai pulih, maka sektor perbankan akan kembali naik. Cheryl menambahkan, saat ini pelaku pasar memang sedang menghindari risiko. Sehingga, bobot terhadap instrumen investasi yang berisiko moderat seperti pasar saham juga dipangkas. Dus, pelaku pasar dapat beralih ke saham perbankan berkapitalisasi besar dan mengurangi saham-saham di sektor teknologi dan sektor infrastruktur. Senada Andhika melihat, secara keseluruhan IHSG masih berpeluang untuk melanjutkan penurunan ke level 6.400-6.450. Oleh karenanya, ada baiknya pula investor mengurangi porsi berinvestasi di saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati