Mayoritas Kinerja Emiten Ritel Tumbuh Positif di Tengah Deflasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten ritel membukukan kinerja keuangan yang positif sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Padahal, Indonesia tengah diterpa penurunan daya beli yang ditandai dengan deflasi pada kuartal III-2024.

Beberapa emiten ritel berhasil mencatatkan kinerja positif dalam pertumbuhan laba bersih. PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) melaporkan peningkatan laba sebesar 18,19% secara tahunan (yoy). PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,52% yoy.

Selain itu, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) menunjukkan kenaikan laba bersih sebesar 19,54% yoy, sementara PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan lonjakan signifikan dengan pertumbuhan hingga 59,88% yoy. Namun, di tengah tren positif ini, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) justru mengalami penurunan laba bersih sebesar 8,19% yoy.


Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan mayoritas emiten ritel mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal III-2024 meskipun daya beli masyarakat melemah. Hal ini menunjukkan beberapa emiten ritel memiliki basis konsumen yang loyal dan kebutuhan produk yang tetap dicari meski dalam kondisi ekonomi yang menantang. 

Baca Juga: Intip Saham-Saham Favorit yang Banyak Dikoleksi Asing Selama Sepekan Terakhir

Sebagai contoh, ACES dan AMRT masih menarik konsumen untuk belanja kebutuhan pokok atau barang-barang sehari-hari.

"Loyalitas konsumen ini membantu menjaga stabilitas penjualan dan margin laba meskipun inflasi menurun dari Mei hingga September, mencerminkan deflasi yang berdampak pada daya beli," kata Hendra kepada Kontan, Minggu (3/11).

Dari sisi valuasi saham, sebagian besar sudah mencerminkan kinerja keuangannya. Namun, untuk beberapa saham seperti ERAA yang mengalami kenaikan laba signifikan hingga 69%, potensi upside-nya masih terlihat menarik. 

Hendra bilang, investor tampaknya melihat ERAA sebagai pilihan untuk mengantisipasi permintaan gadget dan elektronik yang tetap tinggi. Sementara itu, MAPI mengalami penurunan laba 8,1%, tetapi prospeknya bisa berbalik di kuartal IV-2024 dengan adanya peningkatan daya beli karena periode belanja akhir tahun.

Prospek emiten ritel ke depannya berpotensi cerah, terutama karena momentum akhir tahun yang biasanya diikuti dengan peningkatan daya beli. Sejumlah faktor seperti bonus tahunan, diskon dan perayaan akhir tahun dapat mendorong masyarakat untuk berbelanja lebih banyak serta memberi dorongan tambahan bagi laba emiten ritel.

Sementara itu, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi berpandangan penguatan emiten ritel khususnya barang primer disebabkan karena ekspansi dan pertumbuhan dari beberapa segmen pendapatan. Meski terjadi deflasi secara bulanan di kuartal III-2024, indeks keyakinan konsumen Indonesia masih berada di level optimis.

Tercatat seperti penjualan AMRT tumbuh pada segmen food sebesar 10,52% yoy dan non-food sebesar 9,5% yoy. Sejalan juga dengan MIDI yang alami pertumbuhan penjualan, baik di Jabodetabek sebesar 8% yoy dan di luar Jawa sebesar 20,2% yoy

Selain itu, pertumbuhan ACES didorong oleh same store sales growth (SSSG) sebesar 8% dan ekspansi mendorong pertumbuhan penjualan sebesar 13,4% yoy. Sedangkan untuk MAPI, meski total pendapatan naik sebesar 16,1% y0y, kenaikan beban penjualan menekan laba usaha -6,9% yoy.

"Kami melihat beberapa emiten sudah priced-in dengan kinerja di kuartal III-2024, tercatat perubahan harga saham dalam tiga bulan perdagangan terakhir, antara lain AMRT 14,89%, MIDI 8,53%, ACES 13,21% dan MAPI 14,64%," ucap Audi kepada Kontan, Sabtu (2/11).

Secara prospek, Audi meyakini emiten ritel masih menarik di tengah tingkat keyakinan konsumen yang masih tinggi. Terlebih dengan ekspansi dilakukan oleh emiten berpotensi mendorong kenaikan margin pendapatan. 

"Selain itu, pelonggaran kebijakan moneter dan insentif program dari pemerintah dapat menjaga stabilitas konsumsi," terang Audi.

Audi merekomendasikan untuk trading buy saham AMRT dan MAPI dengan target harga masing-masing Rp 3.570 per saham dan Rp 1.815 per saham, serta buy saham ACES pada target harga Rp 980 per saham.

Di sisi lain, Hendra merekomendasikan untuk buy saham ACES, ERAA dan MAPI dengan target harga masing-masing Rp 995 per saham, Rp 484 per saham dan Rp 1.800 per saham.

Hendra menuturkan rekomendasi ini didasarkan pada potensi upside dari masing-masing saham yang masih terbuka dengan mempertimbangkan stabilitas kinerja dan peluang kenaikan penjualan di akhir tahun. 

"Bagi investor, sektor ritel ini menawarkan peluang, khususnya bagi emiten yang mampu mempertahankan pelanggan dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar," ucap Hendra.

Baca Juga: Laba Midi Utama (MIDI) Naik 19,54% pada Kuartal III-2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati