JAKARTA. Perbankan Indonesia masih menjadikan sektor perdagangan, industri pengolahan dan pemilikan peralatan rumah sebagai fokus penyaluran kredit. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Januari 2013, total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp 2.700,6 triliun atau tumbuh 22%. Dan sebagian besar kredit mengalir ke tiga sektor tersebut. Pada awal 2013, kredit yang mengucur ke perdagangan mencapai Rp 486,27 triliun atau tumbuh 42% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 340,25 triliun. Porsi sektor perdagangan ini sebesar 17% terhadap total kredit perbankan. Meskipun nilai kredit naik, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) turun 11% menjadi Rp 13,64 triliun dibandingkan Rp 15,39 triliun. Sektor terbesar lain mengalir ke industri pengolahan sebesar Rp 443,07 triliun atau tumbuh 40%. Komposisi sektor pengolahan mencapai 16% dari total kredit. Seperti sektor perdagangan, nilai NPL industri pengolahan turun 14% menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 12,88 triliun.
Mayoritas kredit mengalir ke 3 sektor
JAKARTA. Perbankan Indonesia masih menjadikan sektor perdagangan, industri pengolahan dan pemilikan peralatan rumah sebagai fokus penyaluran kredit. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Januari 2013, total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp 2.700,6 triliun atau tumbuh 22%. Dan sebagian besar kredit mengalir ke tiga sektor tersebut. Pada awal 2013, kredit yang mengucur ke perdagangan mencapai Rp 486,27 triliun atau tumbuh 42% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 340,25 triliun. Porsi sektor perdagangan ini sebesar 17% terhadap total kredit perbankan. Meskipun nilai kredit naik, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) turun 11% menjadi Rp 13,64 triliun dibandingkan Rp 15,39 triliun. Sektor terbesar lain mengalir ke industri pengolahan sebesar Rp 443,07 triliun atau tumbuh 40%. Komposisi sektor pengolahan mencapai 16% dari total kredit. Seperti sektor perdagangan, nilai NPL industri pengolahan turun 14% menjadi Rp 10,61 triliun dari Rp 12,88 triliun.