Mayoritas mata uang Asia melempem seiring kecemasan akan nasib Yunani



BANGKOK. Mayoritas mata uang Asia bergerak mendekati pelemahan mingguan hari ini. Pasar kembali cemas Yunani akan mengalami default atas utangnya. Selain itu, adanya proyeksi pemangkasan pertumbuhan ekonomi AS membuat penurunan permintaan atas aset-aset emerging market. Sekadar informasi, kemarin, the Federal Reserve mengatakan, ekonomi AS hanya akan tumbuh di kisaran 2,7% hingga 2,9% tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dari prediksi April sebesar 3,1% hingga 3,3%. "Ketidakpastian terhadap outlook perekonomian global masih menghantui pasar. Saya rasa, hal selanjutnya yang akan diperhatikan adalah voting parlemen Yunani pada 28 Juni mendatang yang memutuskan mengenai besaran penghematan anggaran belanjanya," jelas Prakriti Sofat, ekonom Barclays Capital. Pada pukul 09.45 waktu Bangkok, baht Thailand melemah 0,3% menjadi 30,66 per dollar. Sementara, rupe India melemah 0,2% menjadi 44,9588, ringgit Malaysia melemah 0,1% menjadi 3,0358, dan rupiah melemah o,1% menjadi 8.603. Sementara, the Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index turun 0,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie