Mayoritas "mobil murah" dibeli orang kaya



JAKARTA. Sejak dipasarkan September 2013 lalu, ternyata konsumen mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan (LCGC), tidak tepat sasaran. Mobil ini ternyata bukan dibeli oleh konsumen pembeli mobil pertama (first time buyer), justru dinikmati orang kaya. Ayla Hendrayadi Lastiyoso, Kepala Divisi Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan PT Astra International Tbk - Daihatsu Sales Operation (DSO), Dealer Utama Daihatsu menjelaskan, dari total penjualan Ayla 19.141 unit hanya 30 persen merupakan konsumen pembeli pertama. 

"Ini dari survei yang kami lakukan sejak September sampai Desember 2013, ternyata lebih banyak konsumen yang mencari mobil tambahan atau pengganti (replacement car)," jelas Hendrayadi di Jakarta, kemarin (28/1). Dijelaskan, masih sedikitnya jumlah konsumen pembeli pertama salah satunya penyebabnya, mereka umumnya menunggu. Tipe konsumen ini cenderung selektif menentukan pilihan dan juga  menimbang-nimbang model lain. "Selain itu, dari total pembelian Ayla yang masuk 50% dilakukan tunai. Padahal, karakter konsumen Daihatsu itu biasanya 70% beli via kredit," lanjut Hendrayadi. Populasi konsumen mobil harga terjangkau  masih terkonsentrasi di Jabodetabek, yaitu 40%, sisanya baru di daerah. Komposisi tersebut menurut Hendrayadi masih normal. Pasalnya kalau ada peluncuran mobil baru, Ibukota dan sekitarnya dipastikan mendapat jatah lebih dulu karena paling dekat dari rantai distribusi.

"Biasanya setelah empat sampai lima bulan baru merata. Kelihatan konsumen sebenarnya. Ini kami terus survei," tutup Hendrayadi. Agya Indikasi, LCGC justru dibeli oleh konsumen yang mampu atau sebagai mobil yang kesekian, juga terjadi di luar Jakarta atau Jabodetabek. Di Bandung misalnya, menurut Jimmy Irawan, Kepala Cabang Auto2000 Setibudi, Bandung, indikasi pembeli orang berduit didasarkan pilihan tipe. "Justru yang paling dicari adalah Agya TRD.  


Konsumen ini adalah mereka yang mampu. Sedangkan yang baru pertama kali standar. Di sini (Bandung), justru Agya TRD yang banyak diinginkan konsumen," jelas Jmmy. Bahkan, jatah 500 Agya per bulan untuk Kota Kembang, membuat konsumen harus menunggu 4 bulan sampai unit yang dipesan diantar ke rumah. (Agung Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan