KONTAN.CO.ID - Membangun kekayaan bukanlah impian yang hanya bisa dicapai oleh segelintir orang beruntung. Menurut studi Ramsey Solutions, 75% dari para miliarder meraih kekayaan mereka melalui investasi yang konsisten dan strategis dalam jangka panjang. Berikut adalah tujuh jenis investasi penting yang kerap dilakukan oleh orang-orang yang sukses membangun kekayaan ikutip dari New Trader U, Selasa (24/9). 1. Reksadana Indeks dan ETF
Reksadana indeks dan Exchange-Traded Funds (ETF) sering menjadi andalan portofolio para investor kaya. Kedua instrumen ini melacak indeks pasar luas seperti S&P 500, memberikan akses ke berbagai saham atau obligasi.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Orang Kaya Bakal Semakin Kaya Menurut Robert Kiyosaki Keunggulannya meliputi biaya rendah, diversifikasi luas, manajemen pasif, dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Banyak pakar keuangan merekomendasikan alokasi signifikan aset ke reksa dana indeks atau ETF. 2. Maksimalkan Akun Pensiun: 401(k) dan IRA Akun pensiun dengan keuntungan pajak, seperti 401(k) dan IRA, adalah alat penting dalam membangun kekayaan jangka panjang. Akun ini memungkinkan investasi tumbuh tanpa dikenakan pajak atau pajak yang ditangguhkan. Memanfaatkan kontribusi dari perusahaan dan batas maksimal kontribusi dapat meningkatkan tabungan pensiun Anda secara signifikan. 3. Berinvestasi di Properti Real estat adalah investasi favorit banyak orang kaya karena nilainya yang dapat meningkat seiring waktu dan menghasilkan pendapatan sewa. Selain memiliki rumah pribadi, investasi di properti sewaan atau Real Estate Investment Trusts (REITs) dapat menjadi pilihan menguntungkan. Namun, perlu mempertimbangkan biaya perawatan, pajak, dan potensi kekosongan properti.
Baca Juga: Orang Miskin Sulit Jadi Orang Kaya Karena Alasan Ini, Cek Penjelasan Warren Buffett 4. Investasi Saham Individu Selain reksadana, beberapa orang kaya juga memilih saham individu untuk mencari potensi keuntungan lebih besar. Penting untuk memilih saham dari perusahaan yang memiliki fundamental keuangan yang kuat, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, dan potensi pertumbuhan yang baik. Namun, karena risiko lebih tinggi, investasi saham individu sebaiknya dibatasi sekitar 5%-10% dari total portofolio.
Editor: Noverius Laoli