KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah kedatangan 20 penghuni baru sepanjang tahun 2022. Saham-saham baru itu membukukan pergerakan harga yang beragam sejak melantai di bursa hingga penutupan perdagangan kemarin Jumat (10/6). Menurut catatan Kontan.co.id, sebanyak 13 saham membukukan peningkatan harga dan 7 saham lainnya mencatatkan penurunan. Kenaikan harga paling tinggi dibukukan oleh PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (
ADMR) yang terkerek drastis ribuan persen, tepatnya 2.180% ke harga Rp 2.280 per saham. Asal tahu saja, ADMR dilepas di harga Rp 100 per saham saat
Initial Public Offering (IPO).
Selain ADMR, saham-saham baru lain yang naik signifikan ada PT Wir Asia Tbk (
WIRG) yang naik 340,48%, PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (
ASHA) yang naik 272%, PT Net Visi Media Tbk (
NETV) yang naik 101,02%, dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (
STAA) yang naik 98,33%.
Baca Juga: Mengukur Prospek Emiten Ritel di Tengah Kenaikan Keyakinan Konsumen dan Harga Barang Di sisi lain, terdapat beberapa saham baru yang melorot cukup dalam. Bahkan, penurunannya mencapai harga paling bawah atau mentok di Rp 50 per saham, seperti PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (
BAUT) dan PT Nusatama Berkah Tbk (
NTBK). Kedua saham itu masing-masing tertekan 50% menjadi Rp 50 per saham dari harga IPO yang berada di Rp 100 per saham. Penurunan cukup dalam juga dialami oleh PT Nanotech Indonesia Global Tbk (
NANO) yang menurun 48%, PT Sigma Energy Compressindo Tbk (
SICO) yang menurun 37,83%, dan PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (
ASLC) yang menurun 30,08%. Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, mengomentari, saham-saham yang baru
listing di bursa belum bisa diprediksi karena pergerakannya lebih dipengaruhi oleh sentimen pasar. "Pergerakan harga mendekati harga wajar bisa dilihat minimal satu tahun setelahnya," jelas Andhika kepada Kontan.co.id, Minggu (12/6). Selain sentimen pasar, prospek bisnis ke depan juga cukup berpengaruh ke pergerakan sahamnya. Kendati belum bisa diprediksi pergerakannya, Andhika melihat, sejauh ini saham ADMR dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) yang cukup mencerminkan harga wajarnya. Asal tahu saja, keduanya ditutup di harga Rp 2.280 per saham untuk ADMR dan Rp 386 per saham untuk GOTO.
Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi, Simak Saham Rekomendasi Analis pada Perdagangan Senin (13/6) Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya, berpendapat, saham-saham baru masih dalam tahap perkembangan. Dus, pasar masih dalam tahap penyesuaian terhadap nilai wajar perusahaan.
Sepengamatannya, ada banyak faktor yang menimbulkan volitalitas harga pada saham-saham baru. Apabila pasar sangat euforia dan optimistis pada emiten yang baru IPO, maka kenaikan harga sahamnya akan signifikan. Berlaku pula sebaliknya. Di sisi lain, Cheryl melihat pelaku pasar masih memerlukan waktu untuk melihat perkembangan bisnisnya, mengingat emiten-emiten itu masih baru di bursa. Oleh karena itu, sentimen cenderung lebih bisa merubah pergerakan harga saham secara singkat.
Editor: Tendi Mahadi