Mayoritas saham LQ45 bervaluasi mahal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bak roller coaster. Kemarin, indeks kembali melesat 2,07% ke level 6.050,28.

Investor sebaiknya lebih cermat dalam mengambil posisi di tengah volatilitas IHSG. Salah satu cara yang paling lumrah dilakukan adalah, dengan mengukur valuasi harga saham.

Berdasarkan harga saham kemarin, mayoritas harga saham LQ45 masih lebih mahal dibanding rata-rata pergerakan PER sepuluh tahun terakhir atawa 10 moving average (MA10) PER. Kondisi serupa juga berlaku jika menggunakan rata-rata PBV selama lima tahun terakhir meski PBV sebagian saham memiliki selisih yang tidak terlalu besar dibanding rata-ratanya. 


Berdasarkan MA10, sebanyak 25 saham berada dalam posisi overvalued. Sebanyak 18 saham lainnya undervalued, sedang satu saham fair valued.

Baca Juga: IHSG ditutup menguat 2,07%, simak proyeksi untuk Kamis (15/4)

Kemudian jika diukur berdasarkan rata-rata PBV lima tahun, sebanyak 27 saham overvalued. Sebanyak 12 saham undervalued dan 8 saham fair valued.

Pandemi Covid-19 menekan mayoritas kinerja keuangan emiten tahun lalu, termasuk emiten anggota indeks LQ45. Penurunan laba membuat rasio keuangan seperti PER menjadi anomali.

"Itu mengapa PER saat ini terlihat lebih tinggi dibanding MA10. Hal yg hampir sama juga terjadi apabila melihat rasio PBV, dimana kenaikan harga saham lebih tinggi daripada pertumbuhan nilai ekuitasnya masing-masing," terang Head of Research Henan Putihrai Robertus Hardy kepada Kontan.co.id, Rabu (14/4).

Baca Juga: Syailendra Capital prediksi IHSG berada di level 6.900 pada akhir 2021

Pendekatan growth stock cocok untuk mencari saham dengan valuasi yang sudah mahal. Sebagai contoh, BBCA.

Saham bank tersebut memiliki PBV lebih dari 4 kali. Sedang PBV saham BBRI 2,7 kali, BMRI 1,6 kali, bahkan BBNI hanya 1 kali.

Tapi, BBCA memiliki margin laba bersih lebih dari 31%. Rasio ini tertinggi dibanding BBNI yang hanya 5%, BBRI 13% dan BMRI 15%. "Profitabilitas BBCA lebih baik, menjanjikan pertumbuhan yang lebih tinggi," ujar Robertus.

Baca Juga: BI prediksi penarikan uang kartal di Ramadan dan Lebaran 2021 naik 39%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati