Mayoritas saham LQ45 terdiskon, investor masih disarankan wait and see



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam sejak awal tahun. Pada penutupan perdagangan Rabu (18/3), IHSG menurun hingga 31,25% secara year to date (ytd) ke level 4.330,67.

Penurunan juga dialami oleh saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ45. Secara year to date, indeks LQ45 terkoreksi sebesar 35,37%.

Melihat penurunan ini, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai bahwa secara historis saham-saham di LQ45 sudah tergolong murah. Akan tetapi, masih ada juga saham yang diperdagangakan dengan valuasi normal atau bahkan wajar. 


Baca Juga: Analis sarankan BEI ikuti langkah Filipina tutup sementara perdagangan bursa

Jika dilihat dari valuasi saham selama lima tahun terakhir, Hendriko bilang, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk saat ini memiliki valuasi normal. Berdasar pengamatan Kontan.co.id, price to earnings ratio (PER) BBCA memang lebih tinggi dibandingkan saham perbankan lain di LQ45 yang berada di bawah 12 kali. BBCA memiliki PER 21,57 kali.

Sementara itu, saham yang tergolong premium adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT). PER BRPT sebesar 178,33 kali. 

Selain saham yang masih tergolong wajar dan mahal, Hendriko mengamati ada saham-saham yang sudah undervalue, seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT  Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Baca Juga: IHSG turun 2,83% ke 4.330 pada penutupan perdagangan Rabu (18/3)

Terhadap saham-saham yang tergolong murah, Hendriko menyarankan investor tetap menunggu terlebih dahulu karena diproyeksi outflow masih akan terjadi. Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan hari ini investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih hingga Rp 258,44 juta. Sejak awal tahun asing melepas saham hingga Rp 8,82 triliun.

Di sisi lain, Hendriko melihat belum ada sentimen positif yang cukup kuat mempengaruhi pasar. "Tapi bisa sambil watchlist saham-saham yang sudah diperdagangkan pada valuasi murah," imbuhnya.

Baca Juga: Pengelola dana pensiun masih perhitungkan dana yang akan masuk pasar saham

Tidak jauh berbeda, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas juga menyarankan investor untuk wait and see saham-saham LQ45 dan melihat perkembangan virus corona. "Tinggal menunggu momentum saja," kata Sukarno ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/3).

Adapun di antara saham LQ45 sudah terdiskon, Sukarno masih menjagokan saham-saham sektor properti dan konstruksi mengingat adanya tren penurunan suku bunga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati