Mayoritas Simpanan Masyarakat Masih Berada di Bank-bank Besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan dana masyarakat banyak ditaruh di bank - bank besar. Mayoritas Dana Pihak Ketiga (DPK) berada di Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 dengan bank yang memiliki modal inti lebih dari Rp 70 triliun. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat DPK tumbuh 8,59% pada Juli tumbuh sebesar 8,59% yoy. Nilai itu melambat dibandingkan bulan sebelumnya yakni tumbuh 9,13% yoy, yang didorong perlambatan giro sejalan dengan normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). 

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo menyebut tren penghimpunan DPK tahun ini akan terus naik. Saat ini, kontribusi DPK hampir 50% berasal dari KBMI 4. 


"Kita bisa lihat dari LDR yang lebih besar dibandingkan KBMI lain. Sehingga posisi KBMI 4 sebesar 87%, cukup dominan dalam pertumbuhan kredit," kata Slamet di Jakarta, Selasa (6/9). 

Baca Juga: Bank Akan Memulai Persaingan Perebutan Dana, Ini Penyebabnya

Tercatat likuiditas industri perbankan pada Juli 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal ini terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 124,45% dan 27,92%, terjaga di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50% dan 10%.

Sejalan dengan tren nasional, fungsi intermediasi perbankan di daerah pada Juli 2022 dalam kondisi terjaga dengan kecenderungan peningkatan penyaluran dana yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan penghimpunan dana, sehingga LDR posisi Juli 2022 sebesar 76,51% meningkat dibandingkan Juni 2022 senilai 73,13%.

Sementara itu likuiditas perbankan daerah pada Juli 2022 berada pada level yang memadai sebagaimana tercermin pada AL/NCD dan AL/DPK yang berada di atas threshold, masing masing 118,21% dan 24,17%.

Profil risiko perbankan pada Juli 2022 masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan tercatat sebesar 0,82% dan NPL gross 2,90%. Sementara itu, industri perbankan juga mencatatkan peningkatan CAR menjadi sebesar 24,92%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi