TOKYO. Mazda Motor Corp., terbebani oleh rating kredit kedua yang terburuk diantara produsen otomotif di Jepang. Selebihnya, pabrikan otomotif ini juga terdesak oleh utang jangka pendek sebesar 62% pada tahun fiskal ini. Itu sebabnya, Mazda berencana untuk meminta dana talangan pemerintah. "Kita tidak bisa menjual bond saat ini. Pasar sedang tidak bisa bekerja dengan baik. Kondisinya juga sungguh-sungguh memprihatinkan," tegas Nobuyoshi Tochio, General Manager Financial Services Division Mazda. Mazda, eksportir mobil terbesar kedua di Jepang telah menggunakan dana segar sebesar 174 miliar yen atau setara dengan US$ 1,8 miliar pada kuartal terakhir lalu karena penjualan sedan Mazda6 terjungkal di pasar AS dan Eropa. Perusahaan yang berbasis di Hiroshima ini kemungkinan akan meminta utangan berbunga rendah pada pemerintah. "Mazda sangat membutuhkan utangan dari pemerintah karena ini sudah tidak mempan lagi," kata Koichi Ogawa, Chief Portfolio Manager untuk Daiwa SB Investments Ltd. di Tokyo. Menurutnya, Mazda cukup penting bagi perekonomian lokal, sehingga mereka layak mendapatkan utangan pemerintah. Mazda memprediksikan akan mencatatkan kerugian sebesar 13 miliar yen per 31 Maret 2009. Analis bahkan sudah menghitung perusahaan ini bakal merugi hingga 37,5 miliar yen tahun depan. Perusahaan ini bisa meminta dana pada Japan Bank for International Cooperation and Development Bank of Japan, yang keduanya dimiliki oleh pemerintah, untuk mendapatkan utangan berupa dana segar. Ketatnya kredit dan banyaknya pemecatan telah meminta permintaan terhadap kendaraan menciut ke level yang paling rendah dalam 30 tahun ini di AS. Dalam dua bulan pertama di tahun 2009, penjualan Mazda menyusut 29% di AS, 16% di Eropa dan 38% di Jepang.
Mazda Butuh Dana Talangan US$ 1,8 M
TOKYO. Mazda Motor Corp., terbebani oleh rating kredit kedua yang terburuk diantara produsen otomotif di Jepang. Selebihnya, pabrikan otomotif ini juga terdesak oleh utang jangka pendek sebesar 62% pada tahun fiskal ini. Itu sebabnya, Mazda berencana untuk meminta dana talangan pemerintah. "Kita tidak bisa menjual bond saat ini. Pasar sedang tidak bisa bekerja dengan baik. Kondisinya juga sungguh-sungguh memprihatinkan," tegas Nobuyoshi Tochio, General Manager Financial Services Division Mazda. Mazda, eksportir mobil terbesar kedua di Jepang telah menggunakan dana segar sebesar 174 miliar yen atau setara dengan US$ 1,8 miliar pada kuartal terakhir lalu karena penjualan sedan Mazda6 terjungkal di pasar AS dan Eropa. Perusahaan yang berbasis di Hiroshima ini kemungkinan akan meminta utangan berbunga rendah pada pemerintah. "Mazda sangat membutuhkan utangan dari pemerintah karena ini sudah tidak mempan lagi," kata Koichi Ogawa, Chief Portfolio Manager untuk Daiwa SB Investments Ltd. di Tokyo. Menurutnya, Mazda cukup penting bagi perekonomian lokal, sehingga mereka layak mendapatkan utangan pemerintah. Mazda memprediksikan akan mencatatkan kerugian sebesar 13 miliar yen per 31 Maret 2009. Analis bahkan sudah menghitung perusahaan ini bakal merugi hingga 37,5 miliar yen tahun depan. Perusahaan ini bisa meminta dana pada Japan Bank for International Cooperation and Development Bank of Japan, yang keduanya dimiliki oleh pemerintah, untuk mendapatkan utangan berupa dana segar. Ketatnya kredit dan banyaknya pemecatan telah meminta permintaan terhadap kendaraan menciut ke level yang paling rendah dalam 30 tahun ini di AS. Dalam dua bulan pertama di tahun 2009, penjualan Mazda menyusut 29% di AS, 16% di Eropa dan 38% di Jepang.