JAKARTA. PT Martina Berto Tbk (MBTO) menargetkan kontribusi penjualan ekspor menjadi 5% di 2016. Sementara, untuk tahun depan, kontribusi ekspor MBTO diprediksi masih sekitar 2% saja. Head of Investor Relation MBTO, Desril Muchtar, Senin (5/12) bilang, "Tahun ini dan di tahun depan, kami masih fokus pada pemenuhan kebutuhan domestik. Jika kebutuhan domestik sudah tercukupi, MBTO akan menggiatkan nilai ekspornya."Selama ini, MBTO fokuskan ekspor di pasar Asia, seperti Malaysia, yang berkontribusi paling besar terhadap nilai ekspor MBTO. Lalu ada pula Singapura, Philipina, Thailand, dan Vietnam. "Tahun depan, kami coba menguatkan pasar kami yang ada di Vietnam dan Thailand," katanya.Desril menyampaikan tantangan penjualan kedepan, lebih dikhawatirkan masalah perlambatan ekonomi di China daripada krisis utang Eropa. Hal ini dikarenakan, beberpa negara di Asia lebih banyak berkorelasi kuat dengan China dibanding dengan negara-negara uni Eropa."Ada beberapa tantangan yang harus dihadapai tahun depan, yakni kenaikan biaya produksi dan penurunan permintaan," tutur Desril.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
MBTO targetkan kontribusi ekspor mencapai 5% di 2016
JAKARTA. PT Martina Berto Tbk (MBTO) menargetkan kontribusi penjualan ekspor menjadi 5% di 2016. Sementara, untuk tahun depan, kontribusi ekspor MBTO diprediksi masih sekitar 2% saja. Head of Investor Relation MBTO, Desril Muchtar, Senin (5/12) bilang, "Tahun ini dan di tahun depan, kami masih fokus pada pemenuhan kebutuhan domestik. Jika kebutuhan domestik sudah tercukupi, MBTO akan menggiatkan nilai ekspornya."Selama ini, MBTO fokuskan ekspor di pasar Asia, seperti Malaysia, yang berkontribusi paling besar terhadap nilai ekspor MBTO. Lalu ada pula Singapura, Philipina, Thailand, dan Vietnam. "Tahun depan, kami coba menguatkan pasar kami yang ada di Vietnam dan Thailand," katanya.Desril menyampaikan tantangan penjualan kedepan, lebih dikhawatirkan masalah perlambatan ekonomi di China daripada krisis utang Eropa. Hal ini dikarenakan, beberpa negara di Asia lebih banyak berkorelasi kuat dengan China dibanding dengan negara-negara uni Eropa."Ada beberapa tantangan yang harus dihadapai tahun depan, yakni kenaikan biaya produksi dan penurunan permintaan," tutur Desril.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News