KONTAN.CO.ID - JAKARTA. McEasy, startup penyedia solusi digital berbasis Software-as-a-Service (SaaS) untuk manajemen dan pelacakan kendaraan logistik, mengumumkan putaran pendanaan awal senilai Rp 22 miliar dari East Ventures. Co-Founder McEasy Raymond Sutjiono mengatakan, dana investasi baru ini akan digunakan untuk memperkuat divisi penelitian dan pengembangan McEasy untuk membangun teknologi logistik kelas dunia, serta divisi pemasaran dan penjualan untuk bisa menjangkau lebih banyak perusahaan yang bergerak di industri logistik dan rantai pasok di Indonesia. “Sejak tahun 2019, kami berfokus untuk menjadi katalis digitalisasi pada industri logistik dan rantai pasok di dalam negeri," kata Raymond, dalam siaran pers, Kamis (14/9).
Baca Juga: Raih pendanaan US$ 35 juta, Pluang bersiap meluncurkan produk baru Menurut dia, sistem pelacakan pintar memang bukan hal baru di dunia otomotif dan industri, namun perusahaan tahu bagaimana cara mengintegrasikan hardware yang ada mulai dari sensor hingga GPS. Dengan begitu, platform McEasy dapat menjadi solusi tepat atas masalah di pasaran. Selama ini, manajemen transportasi logistik di Indonesia masih memiliki beberapa tantangan. Salah satunya yaitu sangat terbatasnya integrasi dari satu pihak ke pihak lain, padahal masih berada di rantai pasok yang sama. Selain itu, proses operasional usaha cenderung mengandalkan cara-cara manual dengan administrasi yang rumit, sehingga proses digitalisasi belum berjalan dengan mulus. Sistem otomasi dan optimisasi untuk menyederhanakan operasional logistik juga belum maksimal.
Baca Juga: East Ventures dan Saratoga pimpin pendanaan untuk Sirclo McEasy hadir menawarkan dua jawaban utama bagi kebutuhan industri yaitu Vehicle Smart Management System (VSMS), Transportation Management System (TMS), and Smart Driver Apps. VSMS merupakan solusi digital berbasis
smart tracker untuk membantu operasional logistik dan pelacakan lokasi kendaraan. Sementara itu, TMS merupakan software-as-a-service untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan optimisasi proses pengiriman barang secara terpadu, sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efisien. Melalui integrasi dalam Smart Driver Apps, pelanggan McEasy dapat melacak posisi kendaraan dan seluruh biaya operasional secara transparan, tanpa perlu repot untuk memeriksanya secara manual. Kedua solusi ini dapat digunakan oleh para pelaku bisnis logistik, mulai dari perusahaan manufaktur & distribusi hingga perusahaan brand besar yang telah memiliki armada sendiri ataupun terintegrasi dengan vendor-vendor penyedia jasa logistik.
Baca Juga: Menkes sebut pemerintah siapkan dua skema menghadapi pandemi Covid-19 pada tahun 2022 McEasy menggunakan model bisnis berbasis langganan (
subscription) dan memberikan solusi yang dapat disesuaikan dengan skala bisnis pelanggan, seperti 3PL, 4PL, distributor, atau perusahaan brand. Hingga saat ini, wilayah yang terjangkau oleh solusi digital McEasy meliputi Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, serta Sulawesi.
Pandemi yang telah berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun ikut mendorong pertumbuhan bisnis McEasy. Secara tidak langsung, berkat transformasi digital yang dihadirkan di sektor industri logistik, jumlah pelanggan perusahaan telah bertumbuh 10 kali lipat. Portofolio pelanggannya mencakup berbagai industri dan ukuran usaha, misalnya MGM Bosco untuk sektor rantai pasok dingin (
cold-chain), Rosalia Indah Group untuk sektor transportasi publik, serta RPX dan FeDex Indonesia untuk sektor logistik last-mile di Indonesia.
Baca Juga: Amvesindo dukung investor lakukan investasi berdampak sosial Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati