JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) akhirnya mengikuti langkah emiten properti lainnya memangkas target
marketing sales atau pra penjualan tahun ini di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Perseroan merevisi targetnya turunĀ sebesar 24% menjadi Rp 4,1 triliun. Meskipun penjualan lahan industri MDLN tetap melaju selama sembilan bulan pertama tahun ini melampaui target yang dipatok, namun perseroan sulit untuk mencapai target
marketing sales tahun ini lantaran penjualan di sektor residential mengalami kelesuan.
"Penjualan residential kita tahun ini santa terpukul sehingga kita turunkan target dari Rp 5,4 triliun menjadi Rp 4,1 triliun," kata Cuncun Wijaja, Sekretaris Perusahaan MDLN pada KONTAN baru-baru ini. Hingga akhir september 2015, MDLN baru mengantongi mengantongi
marketing sales sebesar Rp 2,58 triliun. Mayoritas realisasi tersebut didapat dari penjualan lahan industri yakni 60% atau sebesar 1,54 triliun. Sementara penjualan residential hanay menyumbang sebesar Rp 1,04 triliun. Padahal sejak awal, pengembang Jakarta Garden City (JGC) ini berencana lebih banyak membidik penjualan residential yakni sebesar Rp 4,1 triliun, sedangkan dari lahan industri dibidik Rp 1,3 triliun. Dari sisi volume, pra penjualan lahan ditargetkan 145 hektare (ha), namun hingga akhir September realisasinya sudah mencapai 162 ha. Oleh karena itu, Cucun mengatakan pemangkasan target dilakukan ini berasal dari penjualan residential.
Marketing sales dari industrial diturunkan 41,4% menjadi Rp 2,4 triliun. Sedangkan target penjualan lahan industri justru dikerek dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,7 triliun. Cuncun optimistis perseroan dapat mengejar
marketing sales sebesar Rp 1,52 triliun di kuartal IV ini. Pasalnya, MDLN saat ini tengah menjajaki kerjasama penjualan lahan sekitar 10 ha- 20 ha dengan beberapa investor. "Sekitar 60% merupakan investor asing dan 40% investor lokal," jelasnya. Sementara target penjualan residential akan digenjot dari kluster-kluster baru yang baru diluncurkan di JGC. Tahun ini, perseroan telah meluncurkan kluster Lasein sebanyak 428 unit dan kluster Iyara 320 unit di kawasan tersebut. Selain itu, MDLN juga meluncurkan rumah toko (ruko) sebanyak 41 unit. Selain memangkas target
marketing sales, MDLN juga merevisi turun anggaran
capital expenditure (capex) tahun ini dari Rp 2 triliun menjadi Rp 1 triliun. Pemangkasan ini dilakukan lantaran ekonomi tengah lesu sehingga sulit untuk terus ekapansi lahan. Cuncun bilang, jumlah capex yang dipangkas tersebut akan diundur ke tahun depan. Hingga September, perseroan baru menyerap capex sebesar rp 584 miliar. Di awal tahun sebetulnya MDLN hanya menganggarkan capex Rp 1,3 triliun tahun ini. Namun, capex kemudian dinaikkan menjadi Rp 2 triliun usai menerbitkan obligasi pada Juni lalu. Pasalnya, perseroan berencana mempercepat akuisisi lahan di Cikande dan Bekasi untuk menghindari kenaikan harga.
Di Cikande, perseroan telah mengantongi izin hak guna bangunan seluas 2.175 hektare. Kawasan ini dikembangkan menjadi kawasan Industri yang diberi nama Modern Cikande Indutrial Estae (MCIE) dan total lahan yang telah dikembangkan baru 900 ha. Sementara untuk Bekasi, perseroan telah mengantongi izin akuisisi lahan seluas 1.300 ha. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto