JAKARTA Pasar Bebas yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah mulai berlaku sejak awal Januari 2016 ini. Perdagangan bebas ini sempat diharapkan dapat mendongkrak harga karet alam di Indonesia, karena para produsen karet alam dari luar negeri bisa langsung membeli dari petani karet dan memutus rantai perdagangan yang selama ini cukup panjang yang turut menekan harga karet ditingkat petani. Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia, Lukman Zakaria mengatakan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda para produsen karet dari luar negeri tertarik membeli karet langsung ke Indonesia tanpa melalui pedagangan perantara lagi. Karena itu, ia pesimis harga karet bisa terdongkrak dari saat ini rata-rata sekitar Rp 5.000 per kilogram (kg) dari petani. "Sejauh ini belum ada dampak MEA, karena tidak mudah membangun sistem dan tampaknya mereka masih tetap menjalankan sistem lama membeli karet melalui pengusaha besar," ujar Lukman kepada KONTAN, Rabu (13/1).
MEA belum berdampak pada kenaikan harga karet
JAKARTA Pasar Bebas yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah mulai berlaku sejak awal Januari 2016 ini. Perdagangan bebas ini sempat diharapkan dapat mendongkrak harga karet alam di Indonesia, karena para produsen karet alam dari luar negeri bisa langsung membeli dari petani karet dan memutus rantai perdagangan yang selama ini cukup panjang yang turut menekan harga karet ditingkat petani. Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia, Lukman Zakaria mengatakan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda para produsen karet dari luar negeri tertarik membeli karet langsung ke Indonesia tanpa melalui pedagangan perantara lagi. Karena itu, ia pesimis harga karet bisa terdongkrak dari saat ini rata-rata sekitar Rp 5.000 per kilogram (kg) dari petani. "Sejauh ini belum ada dampak MEA, karena tidak mudah membangun sistem dan tampaknya mereka masih tetap menjalankan sistem lama membeli karet melalui pengusaha besar," ujar Lukman kepada KONTAN, Rabu (13/1).