JAKARTA. PT Medco Energi International Tbk (MEDC) masih menimbang cara menambal belanja modalnya tiga tahun ke depan. MEDC menghitung, kebutuhannya sekitar US$ 1,4 miliar. Perusahaan eksplorasi minyak nasional ini kini tengah mengkaji beberapa opsi. Antara lain penerbitan obligasi konversi
(convertible bond), pinjaman bank, atau penerbitan jenis obligasi lainnya. Direktur Keuangan MEDC Cyril Noerhadi menjelaskan, perusahaannya akan menerbitkan obligasi selama pasar kondusif.
"Banyak pertimbangannya, antara lain rating Medco, rating negara, saham dan sebagainya. Kalau tidak memungkinkan, kami akan mencari pinjaman perbankan," ujar Cyril, akhir pekan lalu. Sebelumnya, perusahaan minyak milik Keluarga Panigoro tersebut memang berniat menerbitkan obligasi konversi senilai US$ 150 juta-US$ 250 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk pelaksanaan sejumlah proyek besar mereka, seperti proyek Donggi-Senoro dan proyek Blok Sarula. Sempat terbetik pula rencana untuk menerbitkan
convertible bonds bertenor tiga tahun dan tujuh tahun. Harga saham naik Kendati belum memutuskan pilihan, Cyril memberi sinyal MEDC cenderung tertarik menerbitkan obligasi konversi. Salah satu alasannya adalah harga saham MEDC yang bergerak naik. Pada penutupan Jumat (6/8) lalu, harga saham MEDC bertengger di level Rp 3.300 per saham, naik 9,09% dari harga sehari sebelumnya. Dalam pola penerbitan obligasi konversi, pemegang obligasi mempunyai hak untuk mengonversi obligasi yang dibelinya menjadi sejumlah saham milik penerbit. Jadi, harga saham jadi salah satu pertimbangan investor.
Melihat tren harga sahamnya, MEDC mungkin menaikkan target nilai penerbitan obligasinya. "Bisa saja diupsize," kata Cyril. Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang melihat prospek MEDC untuk menerbitkan obligasi cukup baik karena suku bunga masih rendah. "Tapi, tetap tergantung harga yang mereka tawarkan," imbuh dia. Tapi, Edwin mengingatkan, kinerja MEDC cenderung stagnan karena sejumlah ladang migasnya belum berproduksi. "Performanya masih biasa-biasa saja," jelasnya. Ia lantas merekomendasikan tahan saham MEDC dengan target harga Rp 3.500 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie