Medco Energi rights issue US$ 150 juta, untuk apa?



KONTAN.CO.ID - Demi membayar utang jatuh tempo, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan mencari pendanaan baru dari pasar modal. MEDC berencana menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) maksimal sebanyak 4,45 miliar saham.

Saham baru ini memiliki nilai nominal Rp 25 per saham. Sebagai pemanis, MEDC juga akan menerbitkan waran dengan jumlah dan nominal yang sama. Sehingga, jumlah saham baru dan waran sebanyak 8,9 juta saham. Waran ini akan menyertai saham baru yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham MEDC yang melaksanakan haknya.

Sekretaris Perusahaan MEDC Siendy K. Wisandana mengatakan, target dana yang dibidik dari rights issue ini berkisar US$ 150 juta. "Namun kisaran harga pelaksanaan rights ataupun waran akan diungkapkan akhir Oktober mendatang," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (26/9).


Seluruh dana hasil pelaksanaan rights issue ini akan digunakan MEDC untuk membayar sebagian ataupun seluruh utang yang akan jatuh tempo. Sementara dana dari pelaksanaan waran akan digunakan untuk modal kerja dan pembayaran obligasi rupiah yang telah melewati periode. Dengan demikian, melalui rights issue tersebut, MEDC berharap bisa memperkuat struktur permodalan dan menurunkan utang.

Per Maret 2017, MEDC memiliki beberapa pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun. Di antaranya adalah pinjaman bank sebesar US$ 185,02 juta, obligasi rupiah senilai sekitar US$ 262,5 juta dan obligasi dollar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 17,84 juta.

Yang perlu dicatat, porsi kepemilikan pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam rights issue iniberpotensi mengalami dilusi maksimal sebesar 25,22%. Untuk memuluskan rencana tersebut, MEDC berniat menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Kamis 2 November 2017 mendatang.

MEDC cukup gencar mencari pendanaan baru pada tahun ini. Baru-baru ini, perusahaan milik keluarga Panigoro ini menerbitkan obligasi berkelanjutan II tahap VI yang nilainya mencapai Rp 566,5 miliar. Surat utang tersebut merupakan bagian penawaran umum berkelanjutan II tahun 2016 dengan target perolehan dana Rp 5 triliun.

Prospek saham

Namun, berbeda dari penggunaan dana rights issue, MEDC akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk belanja modal. Alokasi itu termasuk belanja modal yang akan muncul dari akuisisi aset di masa mendatang.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, bagi MEDC, restrukturisasi utang dengan menambah modal cukup penting dilakukan demi mengurangi beban perusahaan. "Saat ini, MEDC masih belum banyak melakukan ekspansi bisnis karena konsentrasi melakukan restrukturisasi utang," ujar dia. Saat ini, total liabilitas MEDC mencapai US$ 2,6 miliar dengan jumlah ekuitas US$ 929,34 juta.

Tapi, Nafan masih optimistis prospek MEDC masih menarik untuk jangka panjang, terutama jika sudah mendapatkan kontribusi dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Sehingga, Nafan merekomendasikan buy on weakness saham MEDC dengan target Rp 1.400. Pada perdagangan kemarin, harga saham MEDC ditutup turun 3,41% menjadi Rp 850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati