MEDC siapkan belanja modal US$ 500 juta



JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyiapkan US$ 500 juta untuk memenuhi belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini.

MEDC akan menggunakan dana tersebut untuk menggarap berbagai proyek, mulai dari sektor migas hingga proyek pembangkit listrik.

Vice President Investor Relation MEDC, Nusky Suyono mengungkapkan, total belanja modal perusahaan itu berkisar US$ 400 juta hingga US$ 500 juta. Sekitar 70% capex akan dipenuhi dari dana eksternal seperti pinjaman bank, sedangkan sisanya 30% capex berasal dari kas internal.


Separuh dari belanja modal akan dikeluarkan apabila perusahaan memerlukan. Yang pasti, "Kami mengalokasikan US$ 254 juta untuk eksplorasi migas," ujar Nusky kepada KONTAN, Selasa (25/1).

Adapun dana yang siap dikucurkan sewaktu-waktu nantinya diperuntukkan bagi proyek di luar migas, seperti pembangkit listrik. Nusky menyebut, dana itu belum tentu digelontorkan tahun ini. Dengan kata lain, perusahaan saat ini masih fokus di bisnis migas, baik dari hulu maupun hilir.

Kurangi kepemilikan di Senoro

Proyek-proyek besar MEDC antara lain proyek migas di Blok A, Blok Libya-47 dan Blok Donggi-Senoro. Kabar terbaru, porsi penyertaan modal MEDC melalui anak usahanya PT Medco LNG Indonesia (MLI) di Donggi-Senoro mulai menyusut. Porsi kepemilikan MEDC yang semula 20% tergerus 8,9% hingga tersisa 11,1%. Penyebab penurunan itu karena MEDC tak menyuntik modal di Donggi Senoro.

"Jadi ini bukan penjualan saham, tapi kami tak menambah modal sehingga porsi saham menurun," ungkap Nusky.

Nusky beralasan, keengganan MEDC menambah modal di Donggi Senoro lantaran strategi bisnis. Dengan menyusutnya kepemilikan itu, kewajiban MEDC untuk menyetor modal menjadi berkurang, dari semula US$ 560 juta menjadi US$ 308 juta. MEDC sejatinya telah mengantongi pinjaman US$ 120 juta untuk mendanai proyek ini.

Analis AM Capital, Janson Nasrial berpendapat, besarnya kebutuhan capex MEDC menyebabkan perusahaan itu mengurangi porsi kepemilikannya di aset-aset yang dianggap tidak maksimal. "Donggi Senoro kan belum jelas, jadi memang lebih baik dilepas," tutur dia.

Di saat yang sama, utang MEDC masih bertumpuk. Janson menghitung, hingga kini rasio utang terhadap EBITDA MEDC mencapai tiga kali. Meski begitu, Janson masih merekomendasikan beli saham MEDC untuk jangka panjang. Target harga Rp 3.900 per saham. Harga saham MEDC kemarin ditutup naik 4,07% ke posisi Rp 3.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini