JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan proyek panas bumi Sarulla bersama dengan anggota konsorsium lainnya. Belakangan, memang santer dikabarkan PLN bakal mengambil alih proyek panas bumi Sarulla karena sudah tidak sabar menunggu berjalannya proyek tersebut.Namun, MEDC menyebut, saat ini bersama dengan anggota konsorsium lainnya masih melakukan pembahasan akhir atas perubahan dua perjanjian pokok yang diperlukan. Pertama, amandemen kontrak kerjasama operasi (JOC) dengan PT Pertamina Geothermal Energy. Kedua, kontrak penjualan energi (ESC) dengan PLN, yang ditargetkan rampung akhir Juni 2011.Direktur Utama MEDC Lukman Mahfoedz menyebut, apabila konsorsium dapat menandatangani JOC dan ESC sesuai waktu yang ditargetkan, maka konsorsium bakal bisa merealisasikan proyek Sarulla. Maka, Pembangkit listrik tenaga panas bumi unit 1 berkapasitas 1 x 110 MW dapat mulai beroperasi komersial pada akhir 2014, sesuai target dalam ESC. Lanjut Lukman, hingga diperolehnya persetujuan tarif dari Menteri ESDM, konsorsium sudah melakukan pre-invesment senilai US$ 20 juta. Dia pun tetap optimis dengan kemajuan proyek ini. "Sebab, proyek yang membutuhkan investasi US$ 1,5 miliar ini didukung Japan Bank for International Cooperation dan Asian Development Bank yang sudah bersedia memberi komitmen pendanaan proyek sebesar US$ 1 miliar," ungkapnya, dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini. MEDC bersama Ormat Technologies, Itochu Corporation, dan Kyuden International Corporation bergabung dalam konsorsium untuk menjalankan proyek Sarulla. Konsorsium ini pun sudah mendapat persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas tarif dasar listrik sebesar US$ 6,79 sen per kWh, pada 10 Maret 2011.
MEDC tetap berkomitmen kembangkan proyek Sarulla
JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan proyek panas bumi Sarulla bersama dengan anggota konsorsium lainnya. Belakangan, memang santer dikabarkan PLN bakal mengambil alih proyek panas bumi Sarulla karena sudah tidak sabar menunggu berjalannya proyek tersebut.Namun, MEDC menyebut, saat ini bersama dengan anggota konsorsium lainnya masih melakukan pembahasan akhir atas perubahan dua perjanjian pokok yang diperlukan. Pertama, amandemen kontrak kerjasama operasi (JOC) dengan PT Pertamina Geothermal Energy. Kedua, kontrak penjualan energi (ESC) dengan PLN, yang ditargetkan rampung akhir Juni 2011.Direktur Utama MEDC Lukman Mahfoedz menyebut, apabila konsorsium dapat menandatangani JOC dan ESC sesuai waktu yang ditargetkan, maka konsorsium bakal bisa merealisasikan proyek Sarulla. Maka, Pembangkit listrik tenaga panas bumi unit 1 berkapasitas 1 x 110 MW dapat mulai beroperasi komersial pada akhir 2014, sesuai target dalam ESC. Lanjut Lukman, hingga diperolehnya persetujuan tarif dari Menteri ESDM, konsorsium sudah melakukan pre-invesment senilai US$ 20 juta. Dia pun tetap optimis dengan kemajuan proyek ini. "Sebab, proyek yang membutuhkan investasi US$ 1,5 miliar ini didukung Japan Bank for International Cooperation dan Asian Development Bank yang sudah bersedia memberi komitmen pendanaan proyek sebesar US$ 1 miliar," ungkapnya, dalam keterbukaan informasi BEI, hari ini. MEDC bersama Ormat Technologies, Itochu Corporation, dan Kyuden International Corporation bergabung dalam konsorsium untuk menjalankan proyek Sarulla. Konsorsium ini pun sudah mendapat persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas tarif dasar listrik sebesar US$ 6,79 sen per kWh, pada 10 Maret 2011.