Medco Ancang-Ancang Bayar Utang Obligasi



JAKARTA. PT Medco Energi International Tbk (MEDC) mengambil ancang-ancang menyelesaikan utang obligasi senilai Rp 1,35 triliun. Obligasi yang terbit lima tahun silam itu memang sudah makin dekat dengan masa jatuh temponya pada Juli 2009.

Sekretaris Perusahaan PT Medco Energi International Cisca Alimin menuturkan, Medco sudah mempunyai komitmen untuk menyelesaikan utang obligasi tersebut. Menurut Cisca, sebelumnya Medco sudah mencicil Rp 168 miliar dengan cara membeli kembali (buy back) Obligasi I keluaran tahun 2004 tersebut.

Sayang, ia belum mau membeberkan langkah Medco untuk merampungkan sisa utang obligasinya tersebut. Entah itu melunasi, merestrukturisasi, atau mengonversinya ke saham atau aset. "Kami akan membuka semuanya pekan ini," kata Cisca, kemarin.


Tapi, Direktur Utama Medco Darmoyo Doyoatmojo mengungkapkan kepada KONTAN beberapa waktu lalu bahwa Medco telah menyiapkan dana. Sumbernya dari pembayaran uang muka penjualan minyak mentah kepada Petro Diamond, anak usaha Mitsubishi Corporation. Nilainya US$ 130 juta.

Minyak Medco itu berasal dari lapangan Kaji-Semoga di Blok Rimau. Jangka waktu penjualannya antara Januari 2009-Desember 2011. Jika benar, perusahaan milik Keluarga Panigoro itu tak perlu pusing mencari dana untuk membayar obligasinya.

Medco kini adalah produsen migas swasta terbesar di Indonesia. Cadangan minyak bumi terbukti (proven) miliknya 9,23 juta barel. Sedang cadangan gas alam mencapai setara 39,02 juta barel, yang berasal dari ladang-ladang di Sumatera, kalimantan, Sulawesi, Jawa Timur, dan Amerika Serikat. Di luar itu, Medco juga berkecimpung di industri methanol, ethanol, LPG, dan distribusi BBM.

Akhir Januari lalu, obligasi Medco kembali mendapatkan peringkat idAA- dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Alasannya, biaya pengeboran minyak Medco relatif rendah. Selain itu, Medco juga berpotensi menambah cadangan dan memiliki arus kas yang kuat. Tapi, Medco tetap menghadapi risiko berupa kebutuhan modal ekspansi yang sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie