JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk melalui anak usahanya PT Medco E&P Indonesia (Medco E&P) dan Medco International Venture Limited (MIVL) mengklaim telah menemukan cadangan minyak dan gas, yakni di Sumur Hijau-2, Blok South Sumatera, Indonesia dan Sumur O2, Area 47, Libya. Presiden Direktur Medco Energi, Lukman Mahfoedz mengatakan, pihaknya telah mengebor pada sumur Hijau-2 yang berada di Blok South Sumatra hingga kedalaman 5.695 feet alias 1.736 meter. Nah, berdasarkan pengujian awal, sumur Hijau-2 mampu mengalirkan gas sebesar 5,05 juta standar kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (mmscfd).
"Pencapaian ini akan mendukung upaya pertumbuhan Medco ke depannya dengan tambahan cadangan serta peningkatan indeks jangka waktu cadangan," ungkap dia, Selasa (30/9). Selain menambah cadangan migas bagi Medco, temuan migas di Blok South Sumatera ini mampu meningkatkan jumlah produksi gas untuk pasar dalam negeri. Seperti diketahui, Blok South Sumatera ini sudah beroperasi selama 30 tahun dan Medco kembali mendapatkan perpanjangan kontrak selama 20 tahun sejak 2013 lalu hingga 2033 nanti. Adapun produksi minyak dari Blok South Sumatera itu mencapai 1.500–2.000 barrel per hari (bph). Selain mendapatkan cadangan gas dari Blok South Sumatera, Medco juga mengklaim berhasil menemukan cadangan migas di Libya. Juli lalu, Medco menemukan cadangan di sumur P2. Saat ini Medco kembali menemukan cadangan di sumur O2. Lukman menjelaskan, sumur O2 pertama kali dibor pada 23 Mei 2014 dengan kedalaman 10.780 feet. " Kami pastikan sumur O2 ini dapat mengalirkan minyak sebesar 3.300 bph dan gas sebanyak 140.000 standar kaki kubik per hari," klaimnya. Lukman menyebut, untuk pemboran sumur O2, biaya yang dikeluarkan US$ 11 juta dan sudah termasuk uji sumur. "Angka ini relatif murah dengan kedalaman 10.780 feet, pengeboran dilakukan hanya dalam jagka waktu 36 hari," jelasnya. Lukman mengatakan, penemuan cadangan migas pada sumur O2 dan sumur P2 tahun ini, membuktikan tingkat keberhasilan eksplorasi Blok Area 47 mencapai 90%. Lukman menyatakan, sekitar 18 dari 20 sumur yang dieksplorasi di sana, Medco berhasil menemukan cadangan migas. Medco mengklaim, kesuksesan kedua penemuan ini membuktikan kemampuan Medco di area eksplorasi. "Baik di Indonesia maupun di luar negeri," ungkap dia. Komersialisasi disetujui
Lukman menyatakan, pada tanggal 17 September 2014, Pemerintah Libya telah menyetujui komersialisasi untuk struktur B, C, dan J di Blok Area 47. Dengan begitu, Medco Energi sudah bisa melakukan pengembangan Blok Area 47 itu yang memiliki cadangan migas sebesar 250 juta barel setara minyak atau million barrels of oil equivalent (mmboe) di Blok Area 47. Di Blok Area 47, Medco Energi tidak sendiri, dalam pengembangannya Medco bersama National Oil Corporation (NOC) Libya dan Li-byan Investment Authority (LIA). "Termasuk struktur A, D dan F yang persetujuan komersialisasinya telah didapat terlebih dahulu di akhir tahun 2011," ungkap Lukman. Saat ini, manajemen Medco sedang fokus mengoperasikan aset-aset yang tersebar di enam negara yang sudah di akuisisi seperti di Libya, Oman, Papua Nugini, Tunisia, Yaman dan Teluk Meksiko di Amerika Serikat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto