Medco Energi Internasional (MEDC) Tetap Konsisten Investasi di Sektor Migas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan transisi energi, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tetap berinvestasi di sektor minyak dan gas (migas). Pasalnya, meski dunia mulai bermigrasi ke energi bersih, energi fosil masih tetap diperlukan. 

Di tahun ini Medco Energi menyiapkan belanja modal senilai US$ 250 juta untuk meningkatkan produksi dan cadangan migas. Adapun sampai dengan semester I 2022 MEDC telah mengalokasikan belanja modal senilai US$ 102 juta untuk pengembangan beberapa proyek pembangunan di PSC South Natuna Sea Block B. 

Direktur Utama Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro menjelaskan di saat demand energi fosil belum turun, perusahaan-perusahaan besar sudah mulai mengurangi biaya capex di sektor migas untuk dialokasikan ke program transisi energi. 


Baca Juga: Medco Tertarik Masuk ke Blok Masela, Tapi Bukan Sebagai Operator

“Jadi saya kira perusahaan seperti Medco tidak ada pilihan, kami harus kontinu investasi di migas untuk menambah produksi dan cadangan. Indonesia dan Asia membutuhkan cadangan dan produksi baru,” kata Hilmi saat ditemui di IPA Convex 2022 di JCC Senayan, Jumat (23/9). 

Hilmi memaparkan meski ke depannya permintaan migas akan stagnan, secara alamiah produksi migas akan mengalami penurunan (natural decline) sehingga untuk terus mempertahankan pasokan pihaknya tetap melakukan eksplorasi dan pengembangan.  

Sejauh ini Hilmi mengakui, Medco selalu melihat peluang lelang Wilayah Kerja yang ditawarkan pemerintah dengan catatan kriterianya cocok. Namun saat ini Medco belum kepincut dengan WK yang dilelang karena mempertimbangkan antara faktor geologi dan fiscal terms yang ditawarkan. 

Hilmi mengungkapkan saat ini 75% produksi Medco berasal dari gas atau sebanyak 120.000 barrel oil equivalent per day (BOEPD). Adapun produksi minyak saat ini sebesar 40.000 barel oil per day (BOPD). 

Melihat permintaan gas yang akan terus meningkat serta komposisi cadangan gas yang lebih melimpah dibandingkan minyak, ke depannya Hilmi mengakui produksi gas akan semakin dominan. 

 
MEDC Chart by TradingView

“Kami selalu melihat peluang itu (akuisisi blok gas), jadi untuk tumbuh kan ada dua macam, organik melalui eksplorasi dan anorganik dengan akuisisi. Dua-duanya kita lihat,” kata Hilmi. 

Di semester I 2022 MEDC mencatatkan produksi migas mencapai 153 Milion Barrel Oil of Equivalent Per Day (mboepd), naik 63% secara tahunan atau year-on-year (YoY) termasuk kontribusi Corridor sejak Maret 2022. Biaya produksi adalah US$ 6,5 per barrel oil equivalent (boe) dan produksi pro forma (mengasumsikan Corridor dikonsolidasi sejak 1 Januari 2022) sebesar 181 mboepd. 

Harga minyak rata-rata untuk semester pertama senilai US$ 104,4 per barel, dan harga jual rata-rata tertimbang gas adalah US$ 7,7 per million british Thermal Unit (mmbtu).

Di paruh pertama tahun ini, MEDC mencatatkan kinerja yang cemerlang di mana laba bersih tumbuh hingga 480% YoY menjadi US$ 46,48 juta. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan naiknya pendapatan senilai US$ 1,14 miliar atau tumbuh 80,32% yoy.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .