Medco Energi (MEDC) Diuntungkan Lonjakan Harga Minyak, Cek Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) di paruh kedua bakal diuntungkan memanasnya harga minyak global. Saham emiten minyak dan gas (migas) ini juga menarik karena terangkat popularitas anak usaha.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, prospek kinerja yang lebih baik bagi MEDC di paruh kedua 2023. Sebab, harga minyak mentah diprediksi akan tetap tinggi di kisaran level US$85 per barel – US$ 95 per barel akibat pemotongan produksi oleh OPEC+ seiring dengan potensi resesi global, berkurangnya belanja modal di sektor hulu dan potensi penambahan cadangan minyak strategis di Amerika Serikat.

“Harga minyak mengalami kenaikan akibat pemotongan produksi OPEC+ dan juga adanya dorongan dari tensi geopolitik di Timur Tengah,” ucap Felix kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).


Seperti diketahui, lesunya kinerja MEDC di semester pertama tahun ini akibat pelemahan harga migas global. Pendapatan MEDC naik tipis sebesar 0,4% YoY menjadi US$ 1,1 miliar, dengan capain laba bersih turun 61% YoY menjadi US$ 119,5 juta di semester pertama 2023.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,04% ke 6.891 Pada Senin (9/10), ESSA, MEDC, MDKA Jadi Top Gainers LQ45

Harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) minyak MEDC pada paruh pertama turun 28%yoy menjadi US$ 75,2 per barel, sementara harga gas turun 6,5%yoy menjadi US$7,2 per mmbtu. Secara kuartalan, harga jual minyak dan gas MEDC turun 4,1% YoY dan 15,3% YoY.

Di kuartal kedua, volume penjualan minyak MEDC juga turun 4,1% YoY menjadi 30,3 MBOPD. Namun patut dicermati bahwa volume penjualan gas dan listrik (IPP) masih mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 672,2 BBTUPD yang naik 8,7% YoY dan 2.003 GWh yang naik 7,9% YoY, serta harga jual dari IPP juga naik 8,8% YoY menjadi US$ 0,037/kwh di kuartal II 2023.

Felix menambahkan, turunnya produksi dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turut membawa sentimen negatif bagi MEDC sebagai pemegang 21.09% saham. Pada semester I 2023, AMMN mencetak produksi tembaga sebesar 133,7 Mlbs dan emas sebesar 171,5 Koz yang masing-masing produksi turun 35,9% YoY dan 51,1% YoY.

Produksi yang lebih rendah menjadikan volume penjualan ikut turun, dimana penjualan tembaga hanya mencapai 76,3 Mlbs yang turun 59,1% YoY dan emas hanya sebesar 119,3 Koz atau turun 63,0% YoY. Di sisi lain, ASP tembaga dan emas mengalami peningkatan masing-masing menjadi US$4,5 per pon atau bertumbuh 5,8% YoY dan US$ 2.004 per ons atau naik 8,2% YoY.

Felix melihat ke depannya kemungkinan harga tembaga dan emas bakal turun di semester kedua yang disebabkan oleh peningkatan indeks dolar AS, menyusul masih tingginya suku bunga The Fed. Belum lagi, ekonomi wilayah Asia Pasifik diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 4,5% YoY untuk tahun 2024.

Oleh karena itu, Felix menilai bahwa pendapatan Medco diprediksi bakal ditopang oleh harga migas yang lebih panas akibat langkah OPEC+. Apalagi, target produksi migas MEDC ditingkatkan menjadi 160 juta MBOPED dan didukung bisnis yang terdiversifikasi.

MEDC ke depannya berencana mengeskpor listrik ke Singapura melalui mitranya, PacificLight Renewables dan Gallant  Ventures yang mendapatkan persetujuan bersayarat dari Energy Market Authority Singapura untuk mengekspor listrik sebesar 600 MW. Ekspor tersebut berasal dari proyek PLTS Pulau Bulan yang berkapasitas 600 MW dengan lebih dari 2.000 MWp PV yang ditargetkan selesai pada 2028.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman mengharapkan kinerja MEDC jauh lebih baik pada semester kedua 2023. Optimisme itu karena melihat pergerakan harga minyak yang kian panas.

Harga rata-rata minyak pada kuartal ketiga berada di kisaran US$86 per barel atau 15% lebih tinggi dibandingkan US$75 per barel di semester I 2023. Arief berujar, setiap kenaikan 5% pada harga minyak maka akan meningkatkan perkiraan pendapatan sebesar 11%.

“Kami memperkirakan pendapatan MEDC yang lebih tinggi pada semester kedua,” ungkap Arief dalam riset 3 Oktober 2023.

Arief menuturkan, dorongan bagi MEDC datang dari perjanjian jual beli untuk menjual kepentingan kerja efektifnya sebesar 31,88% di Blok 12W (ChimSao), Vietnam yang diharapkan tuntas sebelum akhir tahun. MEDC bakal mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut.

Baca Juga: IHSG Menguat Pada Senin (9/10), Simak Prediksinya untuk Perdagangan Selasa (10/10)

Kemudian, MEDC berencana mengakuisisi 20% kepemilikan aset minyak dan gas di Timur Tengah pada akhir tahun 2023. Serta, MEDC bakal dapat tambahan pemasukan dari rencana memasok listrik ke Singapura untuk jangka panjang.

Arief menambahkan, dorongan bagi MEDC juga berasal dari produksi AMMN yang lebih cepat dari perkiraan usai diterpa hujan lebat. Amman Mineral menargetkan produksi tembaga dan emas sebesar 337 juta pon dan 529.000 ons untuk tahun ini.

AMMN juga mengumumkan telah berhasil menjual persediaan empat bulan hanya dalam enam minggu. Tak hanya itu, MEDC bakal terkerek dorongan harga saham AMMN yang sudah naik hampir empat kali lipat sejak IPO.

Arief merekomendasikan Buy untuk MEDC dengan target harga sebesar Rp 2.100 per saham. Sedangkan, Felix menyarankan Buy untuk MEDC pada target harga sebesar Rp1.700 per saham.

Risiko negatif dari rekomendasi saham MEDC adalah harga minyak lebih rendah dari perkiraan karena lemahnya permintaan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi